Sabtu, 28 April 2012

Bagaimana Muslimah Membaca

“Dahulu, perbedaan utama antarsetiap orang dalam masyarakat adalah antara ‘yang kaya’ dan ‘yang miskin’. Sekarang, perbedaan utama adalah antara ’yang kaya pengetahuan’ dan ’yang miskin pengetahuan,” demikian kata Brian Tracy, penulis buku Maximum Achievement dan salah seorang pembicara profesional dan penyelenggara seminar top di Amerika.



Salah satu pakar, seorang jenius dalam bidang komputer dan pendiri perusahaan Microsoft, Bill Gates dalam bukunya The Road Aheadmengatakan, ”Dalam dunia yang berubah, pendidikan adalah modal utama bagi seseorang agar bisa beradaptasi. Ketika perekonomian berubah, setiap orang dan kelompok masyarakat yang terdidik dengan baik cenderung melakukan hal-hal yang terbaik. Biaya yang dikeluarkan oleh masyarakat untuk menguasai keterampilan baru akan meningkat. Maka, nasihat saya adalah alangkah baiknya jika setiap orang mendapatkan pendidikan formal yang baik dan kemudian tetap terus belajar. Dapatkanlah keterampilan dan kecakapan baru sepanjang hayat Anda.”

Majalah Time, dalam salah satu berita utamanya, “Pekerjaan di Era Ketidakamanan,” berkomentar, “Para pakar sependapat bahwa masa depan adalah milik para pekerja otak, yang menguasai komputer pribadinya, tahu banyak tentang serat optik dan e-mail, dan apa pun yang menggantikannya… seorang pekerja teknologi tinggi harus siap kembali ke sekolah dan mempelajari keterampilan baru, dengan biaya sendiri, jika perusahaan tidak bersedia membiayainya, minimal setiap lima hingga sepuluh tahun.”

John Sculley, mantan Direktur Apple Computers, mengatakan, ”Dalam tata ekonomi baru, sumber-sumber daya strategis tidak lagi muncul dari dalam tanah. Sumber-sumber daya strategis adalah ide-ide dan informasi yang lahir dari pikiran kita. Akibatnya, kita boleh jadi telah bergeser dari kaya sumber daya dalam tata ekonomi lama menuju miskin sumber daya dalam tata ekonomi baru dalam waktu singkat. Sistem pendidikan publik kita tidak berhasil menggeser pengajaran hafalan fakta-fakta menjadi pembelajaran keterampilan berpikir kritis.”

Seorang futurolog, Daniel Burn, penulis Techno Trends – 24 Technologies That Will Revolutionize Our Lives, menekankan, “Masa depan adalah milik mereka yang mampu untuk tetap terus berlatih dan belajar. Anggaplah itu sebagai peningkatan berkala aset kemanusiaan Anda sepanjang karier. Marilah hadapi perubahan, permata perusahaan adalah informasi dan SDM-nya, bukan bangunan dan perangkat kerasnya. Kualitas SDM tentu dapat ditingkatkan, tetapi itu membutuhkan investasi.”

Para peneliti terkemuka yang saya kutip pernyataannya di atas telah begitu jelas mengungkapkan sebuah fakta bahwa kita – baik laki-laki maupun perempuan – membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Sebenarnya fakta ini bukan hal baru yang perlu ditekankan dalam zaman modern ini. Fakta yang mengungkapkan bahwa seorang muslim diwajibkan menuntut ilmu mulai dari buaian hingga liang lahat adalah terdapat di dalam ajaran agama Islam. Sehingga sudah sepantasnya seorang muslim menuntut ilmu setinggi-tingginya. Seorang muslimah berhak menyandang gelar Profesor Doktor Master jika dia mampu.

Belajar bukan hanya mengetahui jawaban-jawaban. Juga bukan hanya mengetahui serpihan dan penggelan dari suatu batang tubuh pengetahuan. Belajar tidak hanya diukur dengan indeks prestasi dan nilai ujian semata. Belajar bukan hanya aktivitas menuliskan di atas papan tulis apa yang diketahui orang lain. Belajar adalah petualangan seumur hidup, perjalanan eksplorasi tanpa akhir untuk menciptakan pemahaman personal kita sendiri.

Efek Pendidikan bagi Kesehatan
Para biarawati The School Sisters of Notre Dame tidak hanya bisa mencapai usia rata-rata 85 tahun (banyak yang lebih dari itu), mereka juga tidak tampak menderita dementia, Alzheimer dan penyakit-penyakit kelelahan otak lainnya yang lazim dialami penduduk awam dalam usia lebih muda.

Hampir tujuh ratus biarawati sepakat menyumbangkan otak mereka bagi penelitian medis setelah kematian mereka. Profesor bidang kedokteran preventif Universitas Kentucky, David Snawdon, yang telah menyelidiki lebih dari seratus otak biarawati itu, telah menemukan satu perbedaan yang menggugah keingintahuan kita.

Para biarawati yang mendapat pendidikan tinggi itu, yang mengajar dan terus-menerus menghadapkan pikiran mereka dengan berbagai masalah, ternyata berumur lebih panjang dibandingkan para biarawati berpendidikan rendah yang hanya membersihkan kamar atau bekerja di dapur. Profesor Snowdon, yang memimpin Pusat Penelitian Penuaan Sanders-Brown University, menemukan bahwa para biarawati yang berpendidikan lebih baik memiliki jauh lebih banyak sambungan sel saraf yang memungkinkan mereka mampu mengatasi kelumpuhan otak.

Dalam sebuah penelitian di Universitas California, Los Angeles, para peneliti menyelidiki bagian otak yang berfungsi memahami kata-kata – yaitu daerah Wernicke – dan menemukan bahwa jumlah dendrit mempunyai korelasi dengan kualitas belajar seseorang.

Mereka yang berpendidikan tinggi mempunyai dendrit lebih banyak dibanding dengan mereka yang hanya menamatkan sekolah menengah, dan lulusan sekolah menengah memiliki lebih banyak dendrit daripada mereka yang hanya menyelesaikan sekolah dasar. Kesimpulannya, pendidikan memberikan latihan atau praktik kepada anak didik tentang perbendaharaan kata, cara mengucapkan dan mendengarkan kata-kata, suatu jenis tertentu aktivitas mental istimewa yang memperkaya daerah Wernicke dengan dendrit-dendrit.

Setara dalam Memperoleh Pendidikan
Tidak benar jika ada yang mengatakan bahwa pendidikan tinggi itu hanya diperuntukkan bagi kalangan pria saja. Para ulama telah menegaskan bahwa hadits yang mewajibkan menuntut ilmu adalah untuk muslim laki-laki dan muslim perempuan. Tidak terkecuali!

Banyak sekali riwayat yang menyebutkan kesetaraan dalam memperoleh pendidikan. Salah satunya diriwayatkan dari Abu Sa’id al-Khudri Ra., dia berkata: Beberapa orang mengadu kepada Nabi Saw., ”Kaum laki-laki mengungguli kami dalam menerima ajaran agama dari Anda. Karena itu, berilah kami kesempatan sehari untuk menerima ajaran agama yang Anda sampaikan!” Rasulullah Saw. berjanji untuk bertemu dengan mereka pada suatu hari, lalu dalam pertemuan itu beliau memberikan nasehat dan ajaran agama kepada mereka...”

Bagi Anda yang Sudah Berkeluarga
Bagi seorang muslimah yang sudah berkeluarga, tentu waktunya akan banyak tersedot dalam mengurus suami dan anak-anak. Apalagi kalau anak-anaknya masih balita, dia harus mengasuhnya hampir 24 jam. Tapi, apakah selama bertahun-tahun Anda tidak membaca dengan alasan mengurus suami dan anak-anak? Tentu tidak. Anda tentu ingin tahu perkembangan berita di luar sana, bukan sekedar gosip antar ibu-ibu rumah tangga.

Anda bisa saja membaca apa yang sekiranya Anda perlukan. Seperti, misalnya, membaca buku/ majalah tentang resep masakan. Anda ingin membuat masakan yang tidak itu-itu saja. Suami dan anak-anak pasti senang dengan masakan baru Anda. Dan keinginan Anda itu sungguh mulia dan akan menambah nilai Anda di mata suami dan anak-anak Anda. Pujian-pujian akan mengalir pada diri Anda jika masakan baru Anda enak dan memuaskan hati mereka. Anda berhak mendapatkan dua pahala, pahala dari membaca dan pahala dari menyenangkan hati suami. Dan masing-masing pahala akan dilipatgandakan oleh Allah, Insya Allah.

Anda juga bisa membaca buku-buku tentang cara mendidik anak. Bukankah ini sesuai dengan apa yang tengah Anda jalani? Anak-anak Anda tentu butuh pendidikan yang benar dan sesuai dengan karakter zaman mereka. Sehingga mereka dapat tumbuh dengan sehat, cerdas, dan saleh. Jika Anda dapat melakukannya dengan baik, sesungguhnya Anda telah menjalankan salah satu fungsi Anda sebagai orangtua.

Intinya, kegiatan membaca Anda adalah sarana untuk mendatangkan manfaat bagi diri Anda dan keluarga Anda. Anak-anak Anda akan melihat Anda yang selalu asyik membaca dan Anda adalah teladan bagi mereka. Jangan heran jika anak-anak Anda ingin membaca buku seperti yang Anda sering lakukan. Ini adalah cara paling efektif agar anak-anak Anda mulai rajin membaca. Cara ini lebih efektif daripada Anda menyuruh mereka untuk rajin membaca sementara mereka tidak pernah melihat Anda membaca. 

Agar Antusias dalam Membaca
Seperti yang telah saya singgung sedikit di atas, agar Anda antusias dalam membaca, Anda harus tahu manfaat jika Anda membaca buku yang ingin Anda baca. Jika manfaatnya kurang, Anda tidak akan dapat bertahan lama memegang dan membaca buku tersebut. Setelah setengah jam membacanya, mungkin Anda akan langsung melemparkannya.

Anda harus bertanya di dalam hati, ”Apa manfaatnya bagiku?”. Pertanyaan tersebut harus dijawab berdasarkan keinginan yang benar-benar timbul di dalam diri Anda, bukan keinginan yang main-main atau sekedarnya saja. Sentuhlah buku itu dan katakan, saya sangat membutuhkan buku ini karena saya tidak ingin berlarut-larut dalam kesedihan dan segera ingin merasakan kebahagiaan. Tentunya buku ini akan membantu saya memberikan kiat-kiat agar saya dapat merasakan kebahagiaan tersebut – misalnya. Semakin banyak manfaatnya bagi Anda, semakin besar antusiasme Anda dalam membaca. Coba saja!

Memiliki Perpustakaan Pribadi
Seorang muslimah hendaknya memiliki beberapa buku yang dapat dia baca sehari-hari. Buku-buku yang “wajib” dimiliki adalah seperti al-Quran dan terjemahannya, tafsir al-quran, hadits shahih bukhari dan muslim, sirah nabawiyah, fikih, dan buku-buku yang terkait dengan tuntunan Islam bagi muslimah.

Buku tafsir al-Quran yang baik, misalnya, adalah karya Dr. Muhammad Nasib ar-Rifa’i yang telah berhasil meringkas Tafsir Ibnu Katsir dalam hanya empat jilid saja. Buku ringkasan Hadits Shahih Bukhari dan Muslim masing-masing karya Imam adz-Zabidi dan Imam al-Mundziri adalah contoh buku yang harus Anda miliki. Buku Sirah Nabawiyah yang bagus adalah karya Syaikh Shafiyurrahman al-Mubarakfuri, karya Dr. Said Ramadhan al-Buthi atau karya Syaikh Muhammad al-Ghazali. Buku Fikih yang bagus di antaranya Fikih Sunnah karya Sayyid Sabiq, buku Fatwa-Fatwa Kontemporer dan Halal dan Haram karya Dr. Yusuf al-Qaradhawi. Sedangkan buku tentang tuntunan menjadi muslimah yang baik di antaranya berjudul Riyadush Shalihat karya Badawi Mahmud asy-Syaikh dan Jati Diri Wanita Muslimah karya Dr. Muhammad Ali al-Hasyimi.

Buku-buku itu hendaknya menjadi rujukan dan tuntunan pertama dalam menjalani kehidupan dunia ini. Setelah itu bolehlah melengkapinya dengan buku-buku bermanfaat lainnya.

Intinya, sediakan uang untuk membeli buku-buku terbaik. Dan sediakan waktu dalam sehari untuk membacanya. Ingatlah bahwa pengetahuan membutuhkan investasi dan waktu yang cukup agar kita dapat berkembang lebih maju dan lebih baik dari hari ke hari. Jangan sampai kebutuhan kita dalam membaca sangat rendah, karena kebutuhan akan ilmu adalah melebihi kebutuhan akan makan dan minum. Kebutuhan akan ilmu adalah seirama dengan tarikan nafas kita.

Manfaat dari Membaca
Buku adalah teman sejati yang tidak pernah meminta tetapi selalu ingin memberi. Berikut ini beberapa manfaat penting yang akan kita peroleh jika kita rajin membaca:

Hanya sedikit peranti kreativitas yang mampu mengungguli kegiatan membaca dalam mempertinggi kecerdasan verbal/ linguistik. Membaca menambah kosakata dan pengetahuan akan tata bahasa dan sintaksis. Yang lebih penting lagi, membaca memperkenalkan kita pada banyak ragam ungkapan kreatif, dan dengan demikian mempertajam kepekaan linguistik dan kemampuan menyatakan perasaan. Dengan membaca, kita belajar mengenai metafora, implikasi, persuasi, sifat nada, dan banyak unsur ekspresi lain – yang semuanya penting bagi segala jenis seniman, pelaku bisnis, atau penemu.

Bahan bacaan pada umumnya ”memaksa” kita menggunakan nalar, pengurutan, keteraturan, dan pemikiran logis untuk dapat mengikuti jalan cerita atau memecahkan suatu misteri. Dengan demikian, kecerdasan matematis-logis Anda bertambah kukuh.

Banyak buku dan artikel yang mengajak kita untuk berintrospeksi dan melontarkan pertanyaan serius mengenai nilai, perasaan, dan hubungan kita dengan orang lain.

Membaca memicu imajinasi. Buku yang baik mengajak kita membayangkan dunia beserta isinya, lengkap dengan segala kejadian, lokasi, dan karakternya. Bayangan yang terkumpul dari tiap buku atau artikel ini melekat dalam pikiran, dan seiring berlalunya waktu, membangun sebuah bentang jaringan ide dan perasaan yang menjadi dasar bagi ide kreatif. Bayangan ini akhirnya menjadi dasar metafora yang kita tulis, gambar yang kita buat, bahkan keputusan yang kita ambil.

Memberikan kesehatan bagi tubuh. Penelitian menyebutkan bahwa kegiatan membaca yang kita lakukan dapat memberikan kesehatan bagi tubuh, terhindar dari penyakit kepikunan (dimentia), Alzheimer, dan penyakit-penyakit otak lainnya.

Empat Langkah untuk Mengembangkan Rencana Membaca
Langkah 1: Berjanjilah untuk membaca kreatif setiap hari.
Mulailah dengan membuat kontrak perjanjian dengan diri sendiri. Gunakan kata-kata seperti di bawah ini:

Saya, _______________________, dalam upaya menjadi pembelajar sukses, dengan ini menyatakan bersedia membaca majalah, koran, jurnal, buku fiksi atau nonfiksi, atau tulisan lain setiap hari selama, ____ bulan ke depan. Tujuan saya mengadakan kontrak perjanjian membaca ini adalah
A) Untuk meragamkan dan memperdalam sumber-sumber bacaan;
B) Untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran akan dunia;
C) Untuk memperkaya minat dan memuaskan rasa ingin tahu;
D) Untuk melejitkan kemampuan memunculkan ide demi karya kreatif;
E) (isilah dengan tujuan lain yang ingin Anda capai).

Saya akan memperpanjang kontrak ini untuk jangka waktu ____ bulan jika saya telah menyelesaikan masa kontrak jangka pertama, serta merasa bahwa yang saya lakukan tersebut memberi saya manfaat dan kepuasan.

Gantung kontrak ini di dinding ruang kerja atau kamar tidur untuk mengingatkan Anda terus-menerus terhadap komitmen yang telah Anda buat.

Ada cara bagus untuk memastikan bahwa Anda menepati perjanjian tersebut, yaitu dengan membuat jurnal bacaan atau memadukan catatan saat membaca ke dalam jurnal kreatif. Jika Anda memiliki jurnal khusus bacaan, pakailah buku catatan berjilid spiral atau kalender saku untuk mencatat apa saja yang sudah dibaca pada hari itu. Anda mungkin ingin membuat catatan kecil untuk mengingat isi buku yang sudah Anda baca. Sebagai contoh, dalam beberapa hari bisa dihasilkan catatan seperti ini:

3 Mei – majalah Sastra Annida – terbitan April – melihat-lihat seluruh majalah – ada artikel bagus tentang teknik mengarang cerpen.
4 Mei – majalah Tarbawi – terbitan April – melihat-lihat seluruh majalah – ada tulisan yang dapat dijadikan renungan sehari-hari.
5 Mei – Halal dan Haram – baca 100 halaman.
6 Mei – 66 Wasiat Rasulullah kepada Wanita – baca seluruhnya.
7 Mei – majalah Ummi – terbitan terbaru – melihat-lihat seluruh majalah – ada resep masakan terbaru.

Begitu seterusnya. Baik Anda memiliki jurnal atau tidak, gunakan latihan ini sebagai eksperimen untuk melihat keberhasilan teknik kontak-dengan-diri-sendiri tersebut dalam menjadikan Anda pembaca yang lebih kreatif. Jika Anda berhasil, perbarui kontrak untuk beberapa bulan berikutnya.

Langkah 2: Membaca secara ”ngemil”
Berilah waktu untuk membaca singkat ditengah kesibukan sehari-hari. Dengan membaca singkat, Anda memiliki kesempatan untuk membaca beragam materi yang menawarkan sesuatu yang baru dan berbeda tanpa harus menyelesaikan artikel atau teks tertentu. Nikmati saja berapa pun halaman yang bisa Anda baca dalam waktu rehat singkat tersebut.

Anda juga bisa membaca buku atau majalah seperti yang selama ini Anda lakukan, untuk waktu yang lebih panjang. Namun, pembacaan panjang seperti ini memberikan pengalaman yang berbeda dibandingkan dengan membaca singkat selama masa rehat.

Langkah 3: Bacalah dari beragam sumber bacaan
Bacalah dari sebanyak mungkin sumber bacaan dalam masa rehat singkat yang tersedia. Anggaplah membaca seperti ini sebagai ”ngemil”, bukan makan besar pada hari itu. Semakin beragam sumber bacaan Anda, semakin Anda menikmatinya, dan semakin mekarlah basis data ide serta pengetahuan Anda.

Langkah 4: Terapkan apa yang Anda baca dalam kehidupan sehari-hari.

Kiat-Kiat untuk Memahami Bacaan
A. Jadilah pembaca aktif
Jangan lupa dengan enam kata tanya: Siapa? Kapan? Di mana? Apa? Mengapa? Bagaimana? Buatlah teks bacaan menjawab pertanyaan-pertanyaan Anda saat Anda membaca. Ketika Anda bertanya, Anda memusatkan pikiran Anda ke dalam keadaan yang lebih menuntut, mengeluarkan gagasan dari teks seolah-olah Anda menyedot bensin dari dalam tangki.

B. Bacalah gagasan, bukan kata-katanya
Kata-kata yang digunakan seorang penulis adalah alat untuk menyampaikan gagasan-gagasannya, dan satu-satunya cara Anda dapat ”memahami gagasan” tersebut adalah dengan membaca kata-kata dalam konteks yang berhubungan. Ketika Anda membaca kata satu demi satu, otak Anda harus bekerja lebih keras untuk mengartikannya. Membaca kata satu demi satu bagaikan berusaha untuk mengetahui seperti apa bentuk bumerang dengan meneliti molekul-molekulnya. Alih-alih membaca masing-masing kata, dapatkan seluruh gambaran dengan melihat seluruh ungkapan, kalimat, dan paragrafnya.

C. Libatkan indera Anda
Gunakan indera pendengaran Anda dengan membaca secara keras. Bacalah sekali seluruh bacaan itu dengan cepat. Lalu, jika buku itu milik Anda, libatkan indera kinestetik dan visual Anda dengan menggarisbawahi hal-hal yang penting dengan stabilo dan gambarlah sesuatu di tepinya untuk membantu Anda memahami konsep-konsep kunci.

D. Ciptakan minat
Lebih mudah membaca buku ketika Anda agak mengenal subjeknya dan membacanya akan menguntungkan Anda dalam beberapa hal. Sebagai contoh, saya ingin sekali mempelajari teori evolusi yang sering diperdebatkan orang. Namun karena sedikit sekali informasi yang saya peroleh dari bahasa Indonesia, berarti saya harus mempelajari bahasa Inggris. Saya kemudian mempelajari bahasa Inggris, dan dari sana keinginan saya untuk mempelajari informasi lain semakin bertambah besar. Mempercepat membaca bacaan-bacaan yang tepat lebih mudah setelah pemanasan seperti ini.

E. Bacalah kembali tulisan-tulisan yang telah Anda garis bawahi.

Ketika Mata Anda Lelah
Ketika mata Anda lelah, cobalah cara sederhana yang dapat melepaskan stres dan kelelahan ini: Gosok-gosokkan kedua tangan Anda dengan cepat selama beberapa saat, lalu pejamkan mata Anda dan tutuplah dengan tangan Anda, dengan jari-jari yang dirapatkan sehingga cahaya tidak mungkin masuk. Bayangkan diri Anda sedang berada di suatu tempat yang indah dan damai – seperti hutan di mana udara segar dan sejuk, dan pohon-pohon melambai-lambai ditiup angin. Biarkan mata Anda melirik ke atas selama beberapa saat ketika Anda membayangkan tempat yang damai dan nyaman itu. Ikuti gerakan pepohonan ke depan dan ke belakang, atas dan bawah dengan mata Anda, ini sangat baik untuk mengendurkan ketegangan pada otot-otot di sekitar bola mata Anda. Katakan pada diri Anda betapa baiknya pekerjaan yang Anda lakukan, bahwa menjadi pembaca yang baik itu mudah, dan kecepatan membaca dan pemahaman Anda luar biasa! Kemudian secara perlahan-lahan angkat tangan Anda dan buka mata Anda.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar