Minggu, 15 April 2012

Optimis

Salah seorang sahabatku pernah berkata, “Takdir kita tersimpan dalam lauh mahfudz. Kita tidak tahu kemenangan atau kekalahan yang kelak kita raih. Kita hanya dituntut untuk beramal dengan sungguh-sungguh.” Kita harus optimis sahabatku! Karena, kejadian yang akan datang masih tersimpan erat di lauh mahfudz. Tidak penting bagi kita, apakah Allah telah menakdirkan kita kalah, sebagaimana telah Dia catat dalam lauh mahfudz. Kita hanya bisa berusaha dan pasrah dengan takdir yang Allah tetapkan pada diri kita.

وَفِي السَّمَآءِ رِزْقُكُمْ وَمَاتُوعَدُونَ

“Dan di langit terdapat (sebab-sebab) rezekimu dan terdapat (pula) apa yang dijanjikan kepadamu.” (QS. adz-Dzariyat: 22).

Kekalahan bisa jadi kebaikan bagi diri kita, bukannya malah merugikan atau membuat kita hancur. Jika kemenangan yang kita dapat, maka kemenangan baik untuk kita. Begitupun sebaliknya. Sikap optimis membantu kita untuk selalu berbaik sangka kepada Allah. Kita serahkan segala hasil yang akan kita dapatkan kepada Allah, karena Dia-lah yang tahu mana yang terbaik untuk kita. Dia tidak pernah menzalimi kita, justru kitalah yang sering menzalimi diri kita sendiri. Dia Maha Suci, Maha Pengasih, dan Maha Penyayang.

Kekalahan pasukan Islam dalam perang Uhud justru menjadi berkah tersendiri. Kaum muslimin kemudian menyadari kekeliruannya dan belajar dari kekalahan itu.

وَمَآأَصَابَكُمْ يَوْمَ الْتَقَى الْجَمْعَانِ فَبِإِذْنِ اللهِ وَلِيَعْلَمَ الْمُؤْمِنِينَ {166} وَلِيَعْلَمَ الَّذِينَ نَافَقُوا وَقِيلَ لَهُمْ تَعَالَوْا قَاتِلُوا فِي سَبِيلِ اللهِ أَوِادْفَعُوا قَالُوا لَوْ نَعْلَمُ قِتَالاً لاَّتَّبَعْنَاكُمْ هُمْ لِلْكُفْرِ يَوْمَئِذٍ أَقْرَبُ مِنْهُمْ لِلإِيمَانِ يَقُولُونَ بِأَفْوَاهِهِم مَّالَيْسَ فِي قُلُوبِهِمْ وَاللهُ أَعْلَمُ بِمَا يَكْتُمُونَ

“Dan apa yang menimpa kamu pada hari bertemunya dua pasukan, maka (kekalahan) itu adalah dengan izin (takdir) Allah, dan agar Allah mengetahui siapa orang-orang yang beriman. Dan supaya Allah mengetahui siapa orang-orang yang munafik.” (QS. Ali Imran: 166-167).

Kekalahan itu kecil, tetapi setelah itu mereka meraih kemenangan yang sangat besar, yaitu berhasil menaklukan kota Mekkah yang semula dikuasai oleh orang kafir Quraisy – orang yang pernah mengalahkan mereka dalam perang Uhud. Hal ini menjadi suatu catatan bersejarah yang gilang gemilang. Sebuah prasasti terukir disana yang mengatakan: Sesudah kekalahan akan datang kemenangan, sesudah kesulitan akan datang kemudahan, sesudah kesedihan akan datang kegembiraan, doa orang-orang yang terzalimi dikabulkan dan orang-orang zalim akan binasa, keadilan akan selalu tegak dan kebatilan akan hancur.

Sikap optimis bagaikan intan berlian yang memancarkan kemilau dari segala sisi. Saya melihat seorang yang optimis, jiwanya khusyu dan tenang, pribadinya menyenangkan dan berakhlak baik, mungkin dia tidak banyak bicara tetapi orang-orang banyak mendekatinya, dia gesit, lincah, dan antusias dalam beramal, meskipun kesulitan menghadang dia hadapi dengan tenang.

يَسْتَبْشِرُونَ بِنِعْمَةٍ مِّنَ اللهِ وَفَضْلٍ وَأَنَّ اللهَ لاَيُضِيعُ أَجْرَ الْمُؤْمِنِينَ

“Mereka bergirang hati dengan nikmat dan karunia yang yang besar dari Allah, dan bahwa Allah tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang beriman.” (QS. Ali Imran: 171).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar