Selasa, 03 April 2012

Jodoh Sebuah Misteri

Apakah ada orang yang sejak kecil telah mengetahui siapa jodohnya? Bahkan, ketika beranjak dewasa, mulai menyukai lawan jenis dan berniat menikah? Sudah dipastikan kita belum mengetahui siapa jodoh kita. Bisa saja kita menebak-nebak, mungkin si Fulan atau Fulanah adalah jodoh kita. Tapi, apakah itu memang sudah pasti? Mereka yang sudah dilamar saja sedang menanti-nanti hari indah, apalagi yang belum apa-apa atau sebatas ta’aruf-an.

Jadi, ketika akad belum diikrarkan, maka jodoh itu masih sebuah misteri. Ada banyak kejadian; sudah dilamar, tinggal menunggu hari H, undangan sudah disebar kemana-mana, ternyata tidak jadi menikah. Atau ada sepasang muda-mudi yang sudah dijodohkan selama bertahun-tahun oleh orangtuanya, ternyata ketika mendekati hari H tidak jadi menikah. Orang akan berkata, “Mungkin bukan jodohnya.”

Kita akan menikah dengan orang yang jauh atau dekat, yang lama kita ketahui atau yang baru kita kenal, itu masih sebuah misteri. Siapa sangka seorang perempuan kampung ternyata berjodoh dengan lelaki bule? Atau siapa sangka dua lawan jenis yang berkenalan di internet kemudian menikah? Atau siapa sangka seorang lelaki dapat menikahi perempuan yang sudah lama ia taksir, meskipun sebelumnya perempuan tersebut tidak menyukainya? Banyak sekali kejadian seperti itu; tidak terduga dan tidak disangka-sangka.

Jika jodoh adalah sebuah misteri, tentu yang tahu pastinya adalah Allah. Karena, ditangan-Nyalah kunci-kunci kegaiban. Dia dapat membukanya kapan saja Dia mau. Dia tahu mana yang baik dan mana yang tidak bagi kita. Mungkin ada yang bertanya, setelah dirinya menikah, apakah benar pasangannya itu adalah jodoh untuknya? Ya, dia berjodoh selama pernikahan itu tetap berlangsung. Jika bercerai, maka dia bukan jodohnya lagi. Jadi, jika akad sudah diikrarkan, maka sudah pasti pasangan kita itu adalah jodoh bagi kita. Kalau belum apa-apa sudah takut, apakah si Fulan atau Fulanah jodoh kita atau tidak, ya bisa-bisa kita tidak akan menikah. Sampai tua pun kita akan berpikiran seperti itu.

Jika jodoh ada di tangan Allah, tentu sudah seharusnya kita berdoa dan berharap hanya kepada-Nya, semoga Dia memberikan jodoh yang baik untuk diri kita. Jadi, jika kita mendapatkan jodoh, bukan berasal dari perjuangan yang kita lakukan, tapi semata-mata atas kehendak-Nya. Oleh karena itu, di satu sisi kita harus berusaha, tapi di sisi lain, kita jangan menggantungkan harapan kita pada usaha yang kita lakukan. Gantungkanlah harapan itu hanya kepada Allah Zat Yang Maha Pencipta dan Mengabulkan doa hamba-hamba-Nya.

Imam Ibnu Hazm dalam bukunya, Thauqul Hamamah, menyebutkan, sebagian filsuf mengatakan bahwa ruh kita seperti bola. Kemudian ruh itu dibelah dan setiap belahannya ditempatkan pada setiap jasad manusia. Setiap jasad akan bertemu dengan jasad lainnya yang memiliki belasan yang sama dengan belahan ruhnya. Setelah bertemu, terjadilah antara keduanya hubungan cinta karena adanya perasaan masa lalu.

Jika memang benar demikian, Allah pasti telah menciptakan pasangan hidup untuk kita. Tinggal kita, apakah mau berbaik sangka kepada-Nya atau tidak, dan berharap hanya kepada-Nya atau tidak. Semua berpulang pada diri kita masing-masing. Allah sesuai dengan persangkaan hamba-hamba-Nya. Demikian sebuah hadits shahih menyebutkan. Persangkaan yang baik, maka akibat yang ditimbulkannya juga baik. Jika buruk, hasilnya akan ikut buruk pula.

Semoga Allah memberikan kepada kita jodoh yang baik untuk kita. Hanya Allah-lah yang mengetahui segala rahasia. Allah Maha Pengasih, Maha Penyayang, dan Maha Memberi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar