Allaahumma innaa naudzubika min annusyrika bika syaian na’lamuhu wanastaghfiruka limaa laa na’lamuh. (Ya Allah, sesungguhnya kami berlindung kepada-Mu dari menyekutukan-Mu dengan sesuatu yang kami ketahui, dan kami mohon ampun kepada-Mu untuk sesuatu yang tidak kami ketahui).
Doa itu adalah doa yang sering aku baca tatkala hati ini mulai tumbuh rasa riya, ujub atau takabur. Karena aku takut, ibadah yang aku lakukan bukan karena Allah atau hanya ingin mendapat pujian manusia. Aku berpikir tentang bisikan setan yang menggoda ini, yang membuat manusia menginginkan agar ibadah-ibadahnya diketahui orang lain. Padahal amal-amal itu tidak diterima melainkan ikhlas karena-Nya semata. Sufyan ats-Tsaury pernah berkata, “Apa yang aku lakukan dengan terang-terangan tak pernah aku anggap sebagai amalanku, karena kebanyakan orang saleh sebelumku selalu menyembunyikan amal-amalnya.”
Yang menyelamatkan negara ini adalah, orang-orang yang ikhlas dalam beramal, bermunajat dikeheningan malam sementara orang lain tidak tahu, bersedekah secara sembunyi-sembunyi, mereka yang bekerja memakmurkan desanya, dokter-dokter yang rela mengabdikan diri di tempat yang jauh dari perkotaan, para mujahidin yang siang dan malam berjihad di jalan Allah, sementara orang lain menganggapnya biang teroris. Mereka tidak mendapatkan perhatian dari manusia selayaknya. Bahkan ada di antara mereka yang di hina dan dicaci maki. Doa-doa dan setiap permohonan mereka yang di dengar dan dikabulkan-Nya.
Handzalah berteriak seperti itu karena merasa bahwa ketika ia mendengarkan nasehat-nasehat Rasulullah Saw., hatinya khusyu, tunduk dan taat, namun ketika keluar dan berada di rumah dirinya malah tertawa terbahak-bahak. Handzalah bukanlah orang munafik. Karena tidak mungkin orang munafik mengaku dirinya munafik. Apa yang terjadi pada dirinya adalah suatu hal yang wajar. Manusia tidak mungkin selalu dalam kondisi keimanan yang terus naik, karena iman itu sendiri bersifat fluktuatif (naik-turun). Hasan al-Bashri berkata, “Barangsiapa yang takut kepada nifak, ia adalah orang mukmin. Barangsiapa yang tidak takut kepada sifat nifak, sesungguhnya ia adalah munafik!”
syukron akhi,sebagian tulisan antum begitu menggetarkan,hingga kumenangis mengingat segala dosaku.jazakallah ahsanaljaza'.
BalasHapusalhamdulillah bisa bermanfaat, terlebih untuk diri saya pribadi.
HapusSubhanallah bisa jadi acuan kebenaran yg tentu dibenarkan dan kebenaran yg sudah tentu salahkan
BalasHapus