Selasa, 03 April 2012

Empat Keutamaan Shalat

Sebaik-baik Amal
Abdullah bin Mas’ud Ra. berkata, “Saya pernah bertanya kepada Rasulullah Saw., ‘Amalan apakah yang paling dicintai Allah Swt.?’ Beliau menjawab, ‘Shalat’. Kemudian saya bertanya lagi, ‘Apa lagi setelah itu?’ Beliau menjawab, ‘Berbakti kepada kedua orangtua’. Saya bertanya lagi, ‘Apa lagi setelah itu?’ Beliau menjawab, ‘Jihad’.

Seorang ulama hadits bernama Mulla Ali Qari berkata bahwa menurut para ulama, hadits ini merupakan dalil yang menyatakan bahwa shalat adalah kewajiban agama yang paling penting setelah iman. Hal ini diperkuat oleh hadits shahih yang berbunyi: “Shalat adalah sebaik-baik amalan yang ditetapkan Allah untuk hamba-Nya.”

Sementara Syaikh Zakariyya al-Kandhalawi mengatakan, dalam kitab Jami’ush Shaghir disebutkan, lima orang sahabat Ra., yaitu Tsauban, Ibnu Umar, Salman, Abu Umamah, dan Ubadah telah meriwayatkan hadits seperti ini. Diriwayatkan dari Ibnu Mas’ud dan Anas Ra., bahwa amalan yang paling utama adalah shalat tepat pada waktunya. Sedangkan dalam riwayat Ibnu Umar dan Ummu Farwah Ra. disebutkan bahwa amalan yang paling utama adalah shalat pada awal waktu. Maksud dari beberapa hadits yang artinya hampir sama ini adalah satu, yakni shalat adalah perintah terpenting setelah beriman.

Jika shalat adalah sebaik-baik amal, tentu engkau tidak akan meninggalkannya. Karena apabila tiba waktunya, maka amalan lain tidak ada yang lebih baik daripada mengerjakan shalat.

Berusahalah untuk mengerjakan shalat tepat pada waktunya. Jika pun menundanya sejenak karena alasan syar’i, seperti tertidur, terlupa, atau dalam kondisi darurat, tetapkanlah niat dalam hati untuk senantiasa mengerjakan shalat tepat waktu. Mudah-mudahan niat itu menjadi amal saleh sebagaimana Allah mencatat amal saleh orang-orang yang mengerjakan shalat tepat waktu.

Sarana Memperoleh Ampunan Allah
Dari Abu Dzar Ra., bahwasanya Rasulullah Saw. keluar dari rumahnya ketika musim dingin, waktu itu daun-daun berguguran. Rasulullah Saw. mengambil ranting dari sebatang pohon, sehingga daun-daun di ranting itupun banyak berguguran. Kemudian Rasulullah Saw. bersabda, “Wahai Abu Dzar!” Saya menyahut, “Labaik ya Rasulullah.” Lalu beliau bersabda, “Sesungguhnya seorang hamba yang muslim, jika menunaikan shalat dengan ikhlas karena Allah, maka dosa-dosanya akan berguguran seperti gugurnya daun-daun ini dari pohonnya.” (HR. Ahmad).

Syaikh Zakariyya al-Kandhalawi dalam kitabnya, Fadhail Amal, mengatakan, menurut penelitian para alim ulama, hanya dosa-dosa kecil saja yang akan diampuni dengan shalat dan ibadah-ibadah lainnya. Sedangkan dosa-dosa besar tidak akan diampuni kecuali dengan bertaubat. Oleh karena itu, di samping mengerjakan shalat, hendaknya kita bertaubat dan memohon ampun, serta tidak lalai darinya. Adapun pengampunan Allah atas dosa-dosa besar seseorang dengan sebab kemurahan-Nya, maka itu adalah perkara lain.

Sahabatku, meskipun yang diampuni adalah dosa-dosa kecil, coba engkau renungkan kembali tentang dosa-dosa yang telah engkau lakukan. Jika dosa-dosa besar sangat jarang atau tidak pernah engkau lakukan, bisa jadi dosa-dosa kecil sering engkau lakukan, namun acapkali engkau meremehkannya. Engkau menganggap dosa-dosa itu tidak akan dimintai balasannya. Bukankah dosa-dosa kecil bila dikumpulkan menjadi satu maka akan menjadi dosa besar? Bahkan menurut Ibnu Abbas Ra., meremehkan sebuah dosa, meskipun kecil, adalah sebuah dosa besar.

Kerjakanlah shalat karena ia dapat menggugurkan dosa-dosa kecil yang mungkin banyak melekat pada dirimu. Sehingga saat wafatmu kelak, engkau mati dalam keadaan khusnul khatimah.

Janji Allah Kepada Orang yang Mengerjakan Shalat
Dari Abu Qatadah bin Rib’i Ra., Rasulullah Saw. bersabda bahwa Allah Swt. berfirman, “Sesungguhnya Aku telah mewajibkan shalat lima waktu kepada umatmu. Dan Aku telah berjanji pada diri-Ku, bahwa barangsiapa menjaga shalat pada waktunya, niscaya akan Aku masukkan ke dalam surga dengan jaminan-Ku. Dan barangsiapa yang tidak menjaga shalatnya, maka Aku tidak memberi jaminan baginya.” (HR. Abu Dawud dan Ibnu Majah).

Syaikh Zakariyya al-Kandhalawi berkata, betapa besarnya keutamaan ini, dengan melaksanakan shalat maka seseorang akan mendapatkan janji dan jaminan Allah Swt.. Kita bisa menyaksikan apabila ada seorang hakim atau pejabat tinggi berjanji bahwa ia akan bertanggung jawab atas suatu tuntutan atau memberikan jaminan kepada seseorang, maka pasti orang itu akan merasa sangat tenang dan gembira, dan dia akan selalu berbuat baik dan taat kepadanya. Begitupun shalat yang merupakan ibadah ringan dikerjakan dan tidak ada kesulitan sedikitpun dalam mengerjakannya, sedang yang menjaminnya adalah Allah Swt. Raja Diraja dan Penguasa dua alam. Walaupun demikian, banyak sekali orang yang melalaikan dan mengabaikannya. Maka tiada seorang pun yang mengabaikan dan melalaikannya, kecuali dia sendirilah yang menanggung segala kerugian, kesialan, dan bencana.

Dengan kabar ini, hati pun menjadi tenang dan penuh dengan rasa optimis. Kita melangkah di dunia ini dengan penuh kemantapan dan kebulatan tekad guna meraih rahmat Allah. Ya, karena kita telah mengerjakan shalat lima waktu. Hanya dengan 25 menit sampai lima puluh menit kita mengerjakan shalat, tapi buah yang dirasakan jauh lebih manis daripada ibadah yang kita kerjakan itu.

Subhanallah! Mengapa ada orang yang tidak mau mengerjakan shalat padahal shalat baik untuknya? Sungguh, mereka tidak tahu diuntung! Sungguh, mereka mengambil yang buruk dan membuang yang baik. Betapa meruginya mereka. Betapa sengsaranya mereka di akhirat nanti.

Wahai orang-orang yang mengerjakan shalat lima waktu, bergembiralah dengan kabar ini. Sungguh, tidak ada anugerah yang lebih baik daripada surga. Allah telah berjanji dan Allah Maha Menepati janji-Nya.

Wasiat Rasulullah Di Akhir Hayatnya
Ummu Salamah Ra. berkata, “Pada akhir hayat Rasulullah Saw., ketika mulut beliau tidak dapat mengucapkan kata-kata dengan sempurna, beliau menekankan tentang masalah shalat dan hak hamba sahaya.” Hadits yang hamper serupa juga diriwayatkan oleh Ali Ra..

Sahabatku, dengan bashirah yang dimilikinya, Rasulullah – dengan izin Allah – tahu apa yang terjadi di masa yang akan datang. Ya, pada saat yang akan datang banyak orang yang lalai dari mengerjakan shalat.

Sahabatku, hadits di atas hendaknya menjadi renungan bagi kita, agar kita senantiasa istiqomah mengerjakan shalat sampai akhir hayat. Jangan sampai kita menjadi muslim yang mengingkari wasiat Rasulullah ini, yaitu dengan tidak mengerjakan shalat lima waktu. Akibatnya adalah azab Allah yang sangat pedih. Naudzubillahi mindzalik!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar