Minggu, 01 April 2012

Menikmati Proses

Imam Bukhari meriwayatkan penuturan Khabbab, “Aku menghadap Rasulullah Saw. yang sedang berbaring berbantalkan sebuah selimut di dekat Ka’bah. Saat itu kami telah menerima perlakuan keras dari kaum musyrikin. Aku mengadu, ‘Apakah Anda tidak berdoa supaya Allah menolong kita?’

Mendengar pertanyaan itu, beliau langsung bangkit dan duduk dengan muka memerah. Kata beliau, “Orang-orang sebelum kalian dahulu di sisir tubuhnya dengan sisir besi hingga terurai daging dan uratnya dari tulang. Namun, itu tidak memalingkan mereka dari agama mereka. Allah Swt. pasti akan menyempurnakan agama Islam ini sehingga orang musafir bisa berjalan dari Shan’a ke Hadhramaut dengan aman, tanpa takut selain kepada Allah Swt. dan kepada serigala yang mungkin memangsa kambingnya. Akan tetapi, kalian ingin cepat berhasil.”

***

Saya sangat tertarik dengan sejarah kehidupan orang-orang terkenal karena kesuksesan dan pengaruh mereka yang sangat kuat terhadap banyak orang. Dalam bidang agama, saya mengagumi Imam Abu Hanifah, Imam Malik, Imam Syafi’i, Imam Ahmad bin Hanbal, Imam Ibnu Hazm, Imam al-Ghazali, Imam Ibnu al-Jauzy, Imam Ibnu Taimiyah, Imam Ibnul Qayyim, Imam Hasan al-Banna, Dr. Muhammad al-Ghazali, Dr. Yusuf al-Qaradhawi, Abul A’la al-Maududi, Said Hawwa, Dr. Naquib al-Attas, dan Dr. Ismail al-Faruqi. Dalam bidang sastra, saya mengagumi Jalaluddin Rumi, Fariduddin Attar, Rabindrath Tagore, dan Dr. Muhammad Iqbal. Dalam bidang ilmu pengetahuan, saya mengagumi Ibnu Sina, Ibnu Rusyd, al-Biruni, Thomas Alva Edison, Einstein, dan Harun Yahya.

Tapi ada satu hal yang harus kita sadari, kesuksesan mereka tidaklah di dapat satu atau dua hari saja. Atau kesuksesan mereka diraih karena telah mendapatkan kuis undian berhadiah yang bernilai ratusan juta rupiah. Tetapi kesuksesan mereka berasal dari perjuangan, pengorbanan dan kesabaran yang memakan waktu cukup lama. Dari beberapa penulis terkenal, saya membaca bahwa mereka telah menghasilkan buku-buku yang berkualitas. Mereka tidak mempublikasikan hasil karya mereka jika tidak berkualitas. Tentu saja akan memakan waktu yang cukup lama untuk menghasilkannya, di antaranya hingga belasan tahun lamanya. Hanya orang-orang yang memiliki tujuan dan cita-cita saja yang berhasil meraih kesuksesan itu.

Eddie Cantor pernah mengatakan, membutuhkan dua puluh tahun untuk membuat kesuksesan semalam. Sedangkan Charles Spurgeon mengatakan, siput masuk ke dalam bahtera Nuh dengan ketekunan. Sebuah pengibaratan yang sangat tepat dalam memahami sebuah kesuksesan. Sarasate, pemain biola terbesar di abad sembilan belas dari Spanyol, pernah digelari pemain jenius oleh para kritikus musik. Menanggapinya, Sarasate menjawab, “Saya? Jenius? Selama tiga puluh tujuh tahun saya berlatih empat belas jam sehari, dan baru sekarang mereka mengatakan saya jenius?”

Untuk mempelajari satu jenis ilmu pengetahuan membutuhkan waktu bertahun-tahun lamanya. Keramik buatan cina terkenal karena dibuat dalam rentang waktu yang cukup lama. Tentu saja ini menjadi sebuah pekerjaan yang tidak mudah, dibutuhkan konsistensi, antusiasme, dan kesabaran. Kesuksesan itu juga pasti menemui hambatan, rintangan, dan kegagalan. Bahkan menurut Soichiro Honda, keberhasilan mengandung 99 % kegagalan. Lihat juga betapa banyaknya kegagalan yang dialami Thomas Alva Edison. Namun justru, dengan kegagalan itu mereka mendapat pelajaran berharga. Yaitu, tidak melewati kegagalan itu lagi dikemudian hari. Ada sebuah buku yang berjudul “Berani Gagal”. Buku yang sangat bagus dan inspiratif. Menurut buku itu, Berani gagal adalah tanda orang yang menyukai tantangan. Dan orang yang menyukai tantangan adalah tanda orang yang sukses. Berani gagal adalah berani bertindak!

Kita tidak mungkin sukses jika kita selalu berkhayal menjadi orang hebat namun tanpa disertai tindakan yang kongkrit. Kita tidak mungkin sukses jika kita tidak bersabar dalam menempuh apa yang telah kita cita-citakan. Kita tidak mungkin sukses jika tidak konsisten dengan apa yang telah kita kerjakan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar