Rabu, 11 April 2012

Pelajaran dari Orang yang Cacat Fisik

Pada hari ini izinkan aku merenung dan bersyukur. Aku melihat wajah dan tubuhku di depan cermin. Sempurna! Tidak ada cacat sedikitpun. Sementara itu aku lihat di sana masih ada orang yang buta matanya, lumpuh kaki dan tangannya, mulutnya bisu dan telinganya tuli. Ada di antara mereka yang berbaring lemah karena sakit dan tergeletak tak berdaya karena rasa haus dan lapar.

Lihatlah sekali lagi. Yang buta matanya ternyata ada yang hafidz quran. Yang lumpuh kaki dan tangannya, ternyata masih hidup dengan bahagia.

Seorang sastrawan terkemuka seperti Syaikh Mahmud bin Muhammad al-Madani ternyata adalah orang yang buta matanya. Beliau telah mempelajari banyak buku sejarah dan majalah, mengikuti berbagai seminar, dan membaca surat kabar, dengan menyuruh salah seorang sahabatnya untuk membacanya sampai jam tiga pagi.

Seorang sastrawan lainnya bernama Syaikh Musthafa Shadiq ar-Rifa’i ternyata dilahirkan dalam keadaan tuli, namun setiap kalimat-kalimat indah yang ditulisnya senantiasa dikagumi dan dipuji oleh sastrawan dan pujangga lainnya.

Seorang mujahid yang telah syahid, yang kaki dan tangannya lumpuh, yang sebelah matanya buta, yang telinganya tidak dapat mendengar, yang tersungkur dan didorong kemana-mana dengan kursi roda, Syaikh Ahmad Yasin. Siapa nyana dia adalah orang yang paling ditakuti Israel. Padahal kita ketahui sendiri, Israel memiliki persenjataan yang canggih dan modern. Mereka juga memiliki senjata nuklir yang dapat meluluhlantakkan kota seperti Hiroshima dan Nagasaki.

Aku merenung dengan semua itu. Hidup ini tampak begitu aneh. Jika kita menuruti akal kita semata, maka keanehan itu akan muncul. “Tidak percaya, aku tidak percaya. Aku lebih mulia dan lebih hebat dari mereka!” aku berteriak dalam hati. Apakah yang lebih mulia? Dan apakah yang lebih hebat? Jika engkau memiliki dua tangan, lantas apa saja usaha yang engkau manfaatkan untuk mendayagunakan tangan itu? Jika engkau memiliki dua kaki, ke arah mana kakimu melangkah? Jika engkau memiliki mata yang dapat melihat, berapa halaman buku dan berapa juz al-Quran yang engkau baca setiap harinya? Jika engkau memiliki dua daun telinga yang dapat mendengar, apa saja yang engkau dengar setiap hari? Jika engkau tidak dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan itu dengan jawaban yang lebih dari apa yang tokoh-tokoh “cacat” tadi lakukan, maka sungguh engkau adalah orang yang kufur nikmat!

يَعْرِفُونَ نِعْمَتَ اللهِ ثُمَّ يُنكِرُونَهَا وَأَكْثَرُهُمُ الْكَافِرُونَ

“Mereka mengetahui bahwa semua nikmat yang ada berasal dari Allah, tetapi mereka mengingkarinya.” (QS. 16: 83).

Mereka telah berbuat dengan kekurangan yang ada pada mereka, sedangkan kita tergeletak tak berdaya dengan kelebihan yang kita miliki.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar