Sahabatku, pernahkah engkau mendapat nikmat di saat berbuat maksiat? Dengan nikmat itu, lantas engkau berbuat maksiat jauh lebih banyak daripada sebelumnya. Engkau mendapat uang, lalu uang itu engkau gunakan untuk berzina, meminum minuman keras, dan berbuat maksiat lainnya.
Sahabatku, bukankah Qarun di azab oleh Allah setelah dia bergelimang harta kekayaan yang melimpah? Begitunya dengan Firaun dan Namrudz, keduanya adalah para raja yang tengah berkuasa. Allah mengazab mereka dengan azab yang dahsyat sehingga membinasakannya. Seolah azab itu tidak akan lepas dari mereka sebelum mereka binasa.
Sahabatku, setelah engkau mendapat nikmat di saat bermaksiat, maka takutlah engkau kepada Allah. Segeralah engkau sadar. Azab Allah cepat atau lambat akan datang menimpa orang-orang fasik hingga mereka menderita seumur hidupnya. Buahnya adalah penyesalan mereka yang berkepanjangan. Di antara mereka ada yang terkena AIDS, Hepatitis C, dan penyakit berbahaya menular lainnya, berawal dari seringnya mengonsumsi narkoba atau melakukan hubungan seksual bebas. Mereka tidak sadar, kenikmatan mereka dalam berbuat maksiat berbuah petaka. Penderitaan yang mereka rasakan jauh lebih menyakitkan daripada kesabaran mereka dalam menjauhi maksiat. Seluruh akibat dari dosa yang mereka lakukan dari sejak pertama hingga terakhir disatukan dan kemudian ditimpakan kepada mereka. Sungguh menyedihkan akhir hidup mereka.
Sahabatku, mari kita renungkan ayat berikut ini: “Dan sesungguhnya telah diperolok-olokkan beberapa rasul sebelum kamu, maka Aku beri tangguh kepada orang-orang kafir itu kemudian Aku binasakan mereka. Alangkah hebatnya siksaan-Ku itu!” (QS. ar-Ra’d: 32)
Imam Ibnu Katsir menafsirkan ayat “Maka Aku beri tangguh kepada orang-orang kafir itu,” yaitu Kami tangguhkan dan Kami tunda mereka. “Kemudian Aku binasakan mereka,” yaitu dengan keras, sebagaimana disebutkan dalam hadits Rasulullah Saw., “Sesungguhnya Allah menangguhkan (azab) kepada orang zalim, sehingga apabila Allah menindaknya, Dia tidak akan melepaskannya.” (HR. Bukhari dan Muslim)*
Subhanallah, mari kita baca kembali penggalan hadits di atas, “Sehingga apabila Allah menindaknya, Dia tidak akan melepaskannya.” Alangkah menyedihkan nasib mereka, tidak sedikitpun Allah melepaskan siksa-Nya pada diri mereka. Ini adalah pelajaran berharga bagi orang-orang yang zalim, bahwa mereka pasti akan kalah, binasa, dan hancur tak berharga. Ini juga pelajaran bagi orang-orang yang terzalimi, bersabarlah, Allah pasti akan menghukum orang-orang yang telah berbuat zalim, cepat atau lambat.
Inilah janji Allah! Yaitu janji yang pernah terjadi pada orang-orang yang berbuat zalim, kafir, fasik, dan munafik. Semoga Allah melindungi kita dari godaan setan yang terkutuk, dan semoga Allah menjauhkan kita dari perbuatan maksiat. Amiin Allahumma Amiin.
Sahabatku, bukankah Qarun di azab oleh Allah setelah dia bergelimang harta kekayaan yang melimpah? Begitunya dengan Firaun dan Namrudz, keduanya adalah para raja yang tengah berkuasa. Allah mengazab mereka dengan azab yang dahsyat sehingga membinasakannya. Seolah azab itu tidak akan lepas dari mereka sebelum mereka binasa.
Sahabatku, setelah engkau mendapat nikmat di saat bermaksiat, maka takutlah engkau kepada Allah. Segeralah engkau sadar. Azab Allah cepat atau lambat akan datang menimpa orang-orang fasik hingga mereka menderita seumur hidupnya. Buahnya adalah penyesalan mereka yang berkepanjangan. Di antara mereka ada yang terkena AIDS, Hepatitis C, dan penyakit berbahaya menular lainnya, berawal dari seringnya mengonsumsi narkoba atau melakukan hubungan seksual bebas. Mereka tidak sadar, kenikmatan mereka dalam berbuat maksiat berbuah petaka. Penderitaan yang mereka rasakan jauh lebih menyakitkan daripada kesabaran mereka dalam menjauhi maksiat. Seluruh akibat dari dosa yang mereka lakukan dari sejak pertama hingga terakhir disatukan dan kemudian ditimpakan kepada mereka. Sungguh menyedihkan akhir hidup mereka.
Sahabatku, mari kita renungkan ayat berikut ini: “Dan sesungguhnya telah diperolok-olokkan beberapa rasul sebelum kamu, maka Aku beri tangguh kepada orang-orang kafir itu kemudian Aku binasakan mereka. Alangkah hebatnya siksaan-Ku itu!” (QS. ar-Ra’d: 32)
Imam Ibnu Katsir menafsirkan ayat “Maka Aku beri tangguh kepada orang-orang kafir itu,” yaitu Kami tangguhkan dan Kami tunda mereka. “Kemudian Aku binasakan mereka,” yaitu dengan keras, sebagaimana disebutkan dalam hadits Rasulullah Saw., “Sesungguhnya Allah menangguhkan (azab) kepada orang zalim, sehingga apabila Allah menindaknya, Dia tidak akan melepaskannya.” (HR. Bukhari dan Muslim)*
Subhanallah, mari kita baca kembali penggalan hadits di atas, “Sehingga apabila Allah menindaknya, Dia tidak akan melepaskannya.” Alangkah menyedihkan nasib mereka, tidak sedikitpun Allah melepaskan siksa-Nya pada diri mereka. Ini adalah pelajaran berharga bagi orang-orang yang zalim, bahwa mereka pasti akan kalah, binasa, dan hancur tak berharga. Ini juga pelajaran bagi orang-orang yang terzalimi, bersabarlah, Allah pasti akan menghukum orang-orang yang telah berbuat zalim, cepat atau lambat.
Inilah janji Allah! Yaitu janji yang pernah terjadi pada orang-orang yang berbuat zalim, kafir, fasik, dan munafik. Semoga Allah melindungi kita dari godaan setan yang terkutuk, dan semoga Allah menjauhkan kita dari perbuatan maksiat. Amiin Allahumma Amiin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar