Bila dibayangkan, hidup ini seperti sebuah lingkaran. Ketika lahir dalam keadaan lemah, ketika sakit dan tua pun kembali menjadi lemah. Manusia mengalami peristiwa kembali pada awal penciptaannya.
“Allah, Dialah yang menciptakan kamu dari keadaan lemah, kemudian Dia menjadikan (kamu) sesudah keadaan lemah itu menjadi kuat, kemudian Dia menjadikan (kamu) sesudah kuat itu lemah (kembali) dan beruban. Dia menciptakan apa yang dikehendaki-Nya dan Dialah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa.” (QS. Ar-Ruum: 54)
“Dan barangsiapa yang Kami panjangkan umurnya niscaya Kami kembalikan dia kepada kejadian(nya). Maka apakah mereka tidak memikirkan?” (QS. Yasin: 68)
Siklus kehidupan ini begitu cepat bahkan sangat cepat terjadi. Tak terasa usia kita terus bertambah. Semakin bertambah umur, semakin dekat dengan kematian. Duhai hati yang keras membatu, sadarilah hal ini. Pergunakanlah sehatmu sebelum datang sakitmu. Bila sudah terkena sakit, beramal pun menjadi sulit. Hanya bisa diam, tidur mendengkur. Bila sudah terasa sakit, ingatlah disaat sehatnya dulu. Betapa meruginya hidup bila masa sehat tidak dipergunakan dengan sebaik-baiknya.
Pergunakan waktu luangmu sebelum datang waktu sibukmu. Waktu yang Allah berikan kepada kita adalah kesempatan terbaik kita, walaupun dinamakan waktu luang. Para salafus shalih menggunakan waktu luangnya sama seperti menggunakan waktu sibuknya. Ada yang ketika menunggu seseorang, dia melaksanakan shalat sunah. Ada yang mempergunakan waktu luang dengan membaca Al-Qur’an, menulis, membaca, berdzikir, membantu pekerjaan rumah tangga, dan sebagainya. Bila waktu luang kita satu jam dalam sehari, bisa saja dengan waktu itu kita dapat mengkhatamkan Al-Qur’an dalam sebulan. Bahkan nyata-nyata waktu luang kita lebih banyak daripada satu jam, jadi apa yang telah hasilkan dalam waktu luang itu? Sebuah karya tuliskah? Puluhan halaman bukukah? Atau kita hanya bisa bermalas-malasan sambil tidur-tiduran pada waktu kita sedang tidak mengantuk?
Pergunakan masa muda sebelum datang masa tua. Masa tua kita adalah cerminan masa muda kita. Akankah kita habiskan masa muda kita dengan perbuatan sia-sia, sehingga di masa tua hanya menjadi manusia terlunta-lunta? Ada orangtua yang gelisah karena dimasa mudanya hanya membuat resah. Kenyataan ini adalah cambuk bagi kita, untuk segera kembali pada fitrah kita, yakni beribadah kepada-Nya dengan penuh keikhlasan.
Bilakah masa-masa itu sudah berada dihadapan kita dan nyata-nyata kita tidak bisa berbuat apa-apa setelahnya. Bahkan yang tersisa hanya tangisan penyesalan. Mari kita mulai hari ini untuk berbuat yang terbaik, untuk masa depan kita. Bila kita mati hari ini, maka kita dalam keadaan husnul khatimah. Bila kita mati esok, maka kita telah menabung dengan tabungan amal yang banyak. Dan, sebaik-baik balasan adalah surga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar