Jumat, 24 Februari 2012

Saya Menyaksikan Tanda-Tanda Kebesaran Allah

Beberapa hari yang lalu, saya memenuhi undangan pernikahan seorang teman. Sebelum akad nikah berlangsung, seorang ustadz berdoa, “Ya Allah, kami tengah menyaksikan tanda-tanda kebesaran-Mu maka rahmatilah kami.” Potongan doa itu seolah menyentuh kalbu saya. Kebesaran Allah? Apakah pernikahan merupakan tanda-tanda kebesaran Allah? Hingga kini doa itu masih tersimpan di benak saya. Seolah-olah doa itu memang pantas untuk direnungkan.

Apa hubungan pernikahan dengan tanda-tanda kebesaran Allah? Sebelum menikah dan menentukan jodoh, kita tidak tahu dengan siapa kita menikah. Dengan orang sekampungkah atau mungkin dengan orang bule? Dengan tetangga kitakah atau mungkin dengan orang seberang nan jauh disana? Kita tidak menyangka, ada seorang pria papua yang hitam legam menikah dengan seorang wanita cantik berkulit putih. Apakah sebelumnya mereka tahu bahwa si fulan/ fulanah itu jodohnya? Apakah ketika mereka kecil, mereka sudah dapat memastikan akan menikah dengan si fulan/ fulanah? Mempersatukan dua insan yang saling berjauhan, berbeda jenis kelaminnya, berbeda warna kulitnya, berbeda pemikirannya adalah sebuah perkara besar kalau tidak dikatakan sebagai sebuah keajaiban. Tidak mungkin semua itu terjadi secara kebetulan. Sungguh menyakitkan hati seorang istri bila suaminya mengatakan, kebetulan saja aku menikah denganmu. Si istri pasti sangat kecewa dengan perkataan suaminya itu. Berbeda bila suaminya mengatakan, sebuah anugerah dari Allah aku menikahimu. Istrinya pasti senang mendengarnya. Perkataan itu mencerminkan bahwa sang istri merasa bahwa dirinya adalah wanita yang dipilih Allah untuk suaminya.

Berpasang-pasangan menciptakan keharmonisan, keseimbangan sekaligus dinamika yang membuat hidup ini lebih bermakna. Tanpa adanya duka, manusia tidak akan merasakan manisnya suka. Tak bisa kita bayangkan alam ini tanpa kehadiran seorang wanita atau tanpa kehadiran seorang pria. Alam ini akan rusak dan kelestarian manusia akan punah. Tidak hanya manusia, hewan, dan tumbuh-tumbuhan, dunia yang terkecil seperti atom pun saling berpasang-pasangan. Ilmuwan Inggris, Paul Dirac, yang menyatakan bahwa materi diciptakan secara berpasangan, dianugerahi Hadiah Nobel di bidang fisika pada tahun 1933. Penemuan ini, yang disebut “parité”, menyatakan bahwa materi berpasangan dengan lawan jenisnya: anti-materi. Anti-materi memiliki sifat-sifat yang berlawanan dengan materi. Misalnya, berbeda dengan materi, elektron anti-materi bermuatan positif, dan protonnya bermuatan negatif. Setiap partikel memiliki anti-partikel dengan muatan yang berlawanan dan hubungan ketidakpastian mengatakan kepada kita bahwa penciptaan berpasangan dan pemusnahan berpasangan terjadi di dalam vakum di setiap saat, di setiap tempat.

Setelah saya renungkan fakta-fakta di atas, ternyata saya benar-benar telah melihat tanda-tanda kebesaran Allah dari sebuah pernikahan.

Maha Suci Tuhan yang telah menciptakan pasangan-pasangan semuanya, baik dari apa yang ditumbuhkan oleh bumi dan dari diri mereka maupun dari apa yang tidak mereka ketahui.” (QS. Yasin:36). Dan segala sesuatu kami ciptakan berpasang-pasangan supaya kamu mengingat kebesaran Allah.” (QS. Adz-Dzariyat: 49)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar