Dibalik maksiat, ada bencana yang mengancam. Dibalik taat, ada nikmat yang melimpah. Bila kita melakukan kemaksiatan, akibatnya jauh lebih menyakitkan daripada kenikmatan maksiat itu sendiri. Seorang pezina merasakan nikmatnya berzina ketika berzina, namun setelahnya ditimpa banyak sekali bala bencana. Masih beruntung orang yang ditegur cepat, sehingga akhirnya ia sadarkan diri. Sedangkan orang yang diberi kesenangan sementara maksiat masih ia kerjakan, akan celaka lebih hebat.
Salah satu kenikmatan yang saya rasakan dari taat adalah ketika saya menundukkan pandangan dari hal-hal yang diharamkan-Nya. Saya merasakan betapa banyak nikmat yang saya peroleh setelahnya. Belum lagi hikmah dan konsistensi saya dalam beramal. Sedangkan apabila saya melampiaskan hawa nafsu ini dengan melihat hal-hal yang diharamkan, hati saya menjadi keruh tak karuan. Akibatnya gelisah dan ada saja ujian yang diberikan. Maksiat seperti lingkaran setan yang tak berkesudahan. Apabila kita melakukan satu maksiat, maka ia seolah menyeret pada maksiat yang lainnya. Tak hanya itu, semangat kita dalam beramal pun menjadi lemah dan Tuhan pun tidak memberi kita hikmah.
Begitu banyak peluang kita untuk merasakan kelezatan iman; nikmatnya tak tertahankan! Yang paling pokok adalah istiqomah. Coba kita shalat pada waktunya dengan benar dan khusyu, niscaya kita akan merasakan betapa nikmatnya shalat. Coba kita perbanyak doa dan dzikir di saat lapang, niscaya kemudahan akan kita peroleh di saat sempit. Coba kita berusaha istiqomah membaca Al-Qur’an setiap hari. Tidak perlu banyak, satu halaman saja! Niscaya akan kita rasakan kenikmatan setelahnya. Apalagi jika lebih banyak dari itu!
Subhanallah, hidangan-hidangan itu ada di depan mata kita, tinggal kita mau mengambilnya atau tidak. Hawa nafsu bila semakin kuat dan keras ditekan, hati kita akan semakin merasakan kenikmatan dan kebahagiaan. Sebaliknya, seseorang yang dikalahkan hawa nafsunya, hanya menjadi pecundang yang sangat hina.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar