Apa jadinya jika kita tidak memiliki petunjuk dalam menjalani hidup ini? Apa jadinya jika kita melakukan segala sesuatu hanya berdasarkan hawa nafsu?
Ketika kita tersesat di hutan belantara atau di suatu daerah, bukan karena kita tidak memiliki akal, tapi karena kita tidak mempunyai panduan untuk menelusuri setiap jalan kita. Banyak orang yang akan tersesat – sesat sesesat-sesatnya – dan banyak orang yang berperilaku sangat jahat.
Jika kita memang sudah mendapat petunjuk dari-Nya, apakah itu sudah cukup tanpa mempertahankannya agar ia tetap menghiasi hidup kita? Tidak! Kita perlu petunjuk itu selamanya, hingga kita mati! Petunjuk akan menyelamatkan kita hidup di dunia ini; memberikan kita arah kemana kita harus menuju; petunjuk adalah kompas kehidupan kita, tanpanya kita akan tersesat. Berikut ini beberapa kiat agar hidayah Allah tetap menghiasi kehidupan sehari-hari kita.
Kesadaran Batin
Batin tidak mungkin mau mengadakan perjalanan kecuali ia menyadari kekeliruan yang pernah diperbuatnya. Dia merasakan seluruh kekeliruan yang diperbuatnya telah menghancurkan hidupnya, tak memberikan apa-apa kecuali kesialan dari hari ke hari. Ia ingin berubah menjadi orang yang berpikir positif dan berperilaku baik. Ia sadar sepenuhnya bahwa syetan hanya mempermainkan dirinya, membuat kejahatan tak seburuk aslinya, dan membuat kebaikan tak seindah rupanya.
Ia terus berjalan setapak demi setapak menyusuri kehidupan ini dengan penuh antusias dalam beramal. Setelah melewati jalan itu, hidupnya terasa lebih bermakna, khusyu’, melihat bahwa ada kebaikan Allah dalam segala hal. Inilah kehidupan yang sesungguhnya! Kesadaran itu terus melaju dan harus dipupuk selalu. Bukan sebuah fatamorgana, tetapi ia harus senantiasa dibuktikan dalam kehidupan nyata. Agar hidayah Allah tetap menghiasi hidup kita, maka kita mesti memiliki kesadaran batin ini. Jika kesadaran itu lepas, kita akan menjadi pemalas dan lemas, tak memiliki antusias. Dan jika sudah lepas, kita seperti menuruni bukit curam, tak punya kendali, pegangan, dan rem. Kita meluncur jatuh dengan deras dan akhirnya hancur binasa!
Biarkan hidup kita di bawah kendali Allah. Biarkan akal dan hati kita berfokus kepada-Nya selalu, setiap detik kehidupan kita. Biarkan ruh kita terbakar rindu dan cinta kepada-Nya. Dibawah bimbingan hidayah-Nya, kita dapat mengenal-Nya.
Bersegera dalam Melaksanakan Perintah Allah
Allah memanggilmu, wahai kawanku. Di setiap penjuru dunia, dalam waktu-waktu yang telah ditentukan-Nya, Allah memanggilmu. Apakah engkau sadar akan hal ini? Janganlah suka menunda-nunda kewajibanmu, kalau tidak kewajibanmu itu akan membebani pikiranmu, dan pikiranmu melanglangbuana mencari alasan untuk menundanya lagi. Ingatlah, menunda-nunda kewajiban adalah salah satu bentuk kemaksiatan. Dan kemaksiatan itu ibarat lingkaran syetan. Jika engkau melakukannya, engkau akan melakukan kemaksiatan yang lain. Begitulah seterusnya, hingga hidupmu tidak menentu dan jiwamu liar tak terkendali.
Bisa saja engkau sebelumnya dikenal taat, tapi karena ada suatu waktu engkau menunda panggilan Allah, engkau terjerumus menjadi orang yang kufur. Paginya engkau mukmin, sorenya menjadi kafir. Naudzubillahi mindzalik. Perubahan itu sangat cepat, dan janganlah engkau heran jika hal itu terjadi pada dirimu atau orang lain.
Berusahalah untuk mendirikan shalat tepat pada waktunya. Isilah waktumu dengan pekerjaan-pekerjaan yang bermanfaat, sesuai dengan apa yang telah engkau rencanakan. Jika tidak, pikiranmu akan kosong. Dan jika kosong oleh hal-hal yang bermanfaat, niscaya ia akan diisi oleh hal-hal negatif.
Sesungguhnya bersegera dalam melaksanakan perintah Allah, hasilnya adalah kebahagiaan. Sebaliknya, jika kita menunda-nundanya, hasilnya adalah kesengsaraan yang berkepanjangan. Walaupun engkau merasakan, disaat-saat tertentu, pekerjaan-pekerjaan itu melelahkan, tapi bayangkanlah hasil sesudahnya. Bayangkanlah prestasi-prestasi yang telah engkau hasilkan, tinta emas yang telah engkau torehkan, kebanggaan makhluk langit dan bumi, dicintai Allah dan Rasul-Nya, dan kegembiraan-kegembiraan lainnya. Apa yang engkau lakukan pada saat ini menentukan gambaran engkau sebenarnya dimasa depan.
Sesungguhnya kelelahan-kelelahan di saat perjalanan adalah hal yang wajar. Sikapilah dengan wajar pula. Janganlah berputus asa karenanya, atau engkau menganggap bahwa yang engkau lakukan hanya sia-sia belaka. Tidak! Tidaklah demikian adanya. Kesabaran kita dalam menanggung derita itu akan berbuah cahaya yang menyinari hati dan hikmah yang tiada henti mengalir.
Oleh karena itu, bersegeralah! Agar Allah tetap meletakkan petunjuk-Nya pada hatimu.
Mengisi Hati dan Akal dengan Hikmah
Hikmah itu cahaya yang menyinari hati dan akal kita. Hikmah membawa kehidupan kita jauh lebih dalam dan bermakna. Barangsiapa telah diberi hikmah, sesungguhnya ia telah mendapat bagian yang besar. Hikmah itu akan selalu menuntun kita pada kebaikan.
Hadirilah majelis dzikir, dengarkan nasehat ulama, simaklah kisah-kisah yang mencerahkan, perbanyaklah membaca buku yang menuntunmu pada kebaikan. Renungkan apa yang engkau dapatkan itu agar ia membekas di dalam hati. Berjalanlah di kegelapan dunia ini dengan menggunakan penerang darinya, agar engkau selamat sampai ke tujuan.
Tidak ada yang memberikan hikmah kecuali Allah. Oleh karena itu, kenalilah Allah, niscaya Allah akan membuka khazanah pengetahuan-Nya yang amat luas. Orang-orang bisa saja tidak mengenal-Nya, tapi ia tidak akan mengetahui pengetahuan sesungguhnya. Ia hanya mengetahui kulit luarnya saja, sedangkan bagian dalamnya nol besar.
Menjaga Wudhu
Wudhu adalah syarat sahnya shalat, dan shalat adalah saat dimana kita berkomunikasi dengan Allah. Tanpa adanya wudhu, maka komunikasi itu tidak akan ada. Ini menandakan bahwa wudhu ditempatkan pada posisi yang tinggi.
Menjaga wudhu akan menyegarkan fisik, perasaan, dan pikiran kita. Wudhu adalah peredam emosi dikala marah, pengusir syetan, penyembuh bagi orang-orang yang sakit jiwanya, dan memberikan kesehatan pada tubuh kita. Kulit yang terkena air wudhu terasa menyejukkan. Setelah itu ia jatuh ke bumi beriringan dengan jatuhnya dosa-dosa kita.
Memperbanyak Membaca Doa Ini
Perbanyaklah membaca al-Fatihah karena di dalamnya terdapat doa yang maha penting, “Ihdinash shiraathal mustaqiim – tunjukilah kami jalan yang lurus.” Dan perbanyaklah membaca doa, “Rabbana la tuziq qulubana ba’da idz hadaytana wahablana milladunka rahmatan innaka antal wahhab - Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi Engkau; karena sesungguhnya Engkau-lah Maha Pemberi (karunia).”
Hidayah Allah itu sangat mahal harganya, lebih mahal dari dunia dan seisinya. Karena dengan hidayah-Nya kita akan diselamatkan dari marabahaya dan diberikan kebahagiaan hingga di akhirat nanti. Hidayah Allah hanya diberikan kepada hamba-hamba yang dikehendaki-Nya. Oleh karena itu, pertahankanlah ia agar tetap berada pada dirimu!
Ketika kita tersesat di hutan belantara atau di suatu daerah, bukan karena kita tidak memiliki akal, tapi karena kita tidak mempunyai panduan untuk menelusuri setiap jalan kita. Banyak orang yang akan tersesat – sesat sesesat-sesatnya – dan banyak orang yang berperilaku sangat jahat.
Jika kita memang sudah mendapat petunjuk dari-Nya, apakah itu sudah cukup tanpa mempertahankannya agar ia tetap menghiasi hidup kita? Tidak! Kita perlu petunjuk itu selamanya, hingga kita mati! Petunjuk akan menyelamatkan kita hidup di dunia ini; memberikan kita arah kemana kita harus menuju; petunjuk adalah kompas kehidupan kita, tanpanya kita akan tersesat. Berikut ini beberapa kiat agar hidayah Allah tetap menghiasi kehidupan sehari-hari kita.
Kesadaran Batin
Batin tidak mungkin mau mengadakan perjalanan kecuali ia menyadari kekeliruan yang pernah diperbuatnya. Dia merasakan seluruh kekeliruan yang diperbuatnya telah menghancurkan hidupnya, tak memberikan apa-apa kecuali kesialan dari hari ke hari. Ia ingin berubah menjadi orang yang berpikir positif dan berperilaku baik. Ia sadar sepenuhnya bahwa syetan hanya mempermainkan dirinya, membuat kejahatan tak seburuk aslinya, dan membuat kebaikan tak seindah rupanya.
Ia terus berjalan setapak demi setapak menyusuri kehidupan ini dengan penuh antusias dalam beramal. Setelah melewati jalan itu, hidupnya terasa lebih bermakna, khusyu’, melihat bahwa ada kebaikan Allah dalam segala hal. Inilah kehidupan yang sesungguhnya! Kesadaran itu terus melaju dan harus dipupuk selalu. Bukan sebuah fatamorgana, tetapi ia harus senantiasa dibuktikan dalam kehidupan nyata. Agar hidayah Allah tetap menghiasi hidup kita, maka kita mesti memiliki kesadaran batin ini. Jika kesadaran itu lepas, kita akan menjadi pemalas dan lemas, tak memiliki antusias. Dan jika sudah lepas, kita seperti menuruni bukit curam, tak punya kendali, pegangan, dan rem. Kita meluncur jatuh dengan deras dan akhirnya hancur binasa!
Biarkan hidup kita di bawah kendali Allah. Biarkan akal dan hati kita berfokus kepada-Nya selalu, setiap detik kehidupan kita. Biarkan ruh kita terbakar rindu dan cinta kepada-Nya. Dibawah bimbingan hidayah-Nya, kita dapat mengenal-Nya.
Bersegera dalam Melaksanakan Perintah Allah
Allah memanggilmu, wahai kawanku. Di setiap penjuru dunia, dalam waktu-waktu yang telah ditentukan-Nya, Allah memanggilmu. Apakah engkau sadar akan hal ini? Janganlah suka menunda-nunda kewajibanmu, kalau tidak kewajibanmu itu akan membebani pikiranmu, dan pikiranmu melanglangbuana mencari alasan untuk menundanya lagi. Ingatlah, menunda-nunda kewajiban adalah salah satu bentuk kemaksiatan. Dan kemaksiatan itu ibarat lingkaran syetan. Jika engkau melakukannya, engkau akan melakukan kemaksiatan yang lain. Begitulah seterusnya, hingga hidupmu tidak menentu dan jiwamu liar tak terkendali.
Bisa saja engkau sebelumnya dikenal taat, tapi karena ada suatu waktu engkau menunda panggilan Allah, engkau terjerumus menjadi orang yang kufur. Paginya engkau mukmin, sorenya menjadi kafir. Naudzubillahi mindzalik. Perubahan itu sangat cepat, dan janganlah engkau heran jika hal itu terjadi pada dirimu atau orang lain.
Berusahalah untuk mendirikan shalat tepat pada waktunya. Isilah waktumu dengan pekerjaan-pekerjaan yang bermanfaat, sesuai dengan apa yang telah engkau rencanakan. Jika tidak, pikiranmu akan kosong. Dan jika kosong oleh hal-hal yang bermanfaat, niscaya ia akan diisi oleh hal-hal negatif.
Sesungguhnya bersegera dalam melaksanakan perintah Allah, hasilnya adalah kebahagiaan. Sebaliknya, jika kita menunda-nundanya, hasilnya adalah kesengsaraan yang berkepanjangan. Walaupun engkau merasakan, disaat-saat tertentu, pekerjaan-pekerjaan itu melelahkan, tapi bayangkanlah hasil sesudahnya. Bayangkanlah prestasi-prestasi yang telah engkau hasilkan, tinta emas yang telah engkau torehkan, kebanggaan makhluk langit dan bumi, dicintai Allah dan Rasul-Nya, dan kegembiraan-kegembiraan lainnya. Apa yang engkau lakukan pada saat ini menentukan gambaran engkau sebenarnya dimasa depan.
Sesungguhnya kelelahan-kelelahan di saat perjalanan adalah hal yang wajar. Sikapilah dengan wajar pula. Janganlah berputus asa karenanya, atau engkau menganggap bahwa yang engkau lakukan hanya sia-sia belaka. Tidak! Tidaklah demikian adanya. Kesabaran kita dalam menanggung derita itu akan berbuah cahaya yang menyinari hati dan hikmah yang tiada henti mengalir.
Oleh karena itu, bersegeralah! Agar Allah tetap meletakkan petunjuk-Nya pada hatimu.
Mengisi Hati dan Akal dengan Hikmah
Hikmah itu cahaya yang menyinari hati dan akal kita. Hikmah membawa kehidupan kita jauh lebih dalam dan bermakna. Barangsiapa telah diberi hikmah, sesungguhnya ia telah mendapat bagian yang besar. Hikmah itu akan selalu menuntun kita pada kebaikan.
Hadirilah majelis dzikir, dengarkan nasehat ulama, simaklah kisah-kisah yang mencerahkan, perbanyaklah membaca buku yang menuntunmu pada kebaikan. Renungkan apa yang engkau dapatkan itu agar ia membekas di dalam hati. Berjalanlah di kegelapan dunia ini dengan menggunakan penerang darinya, agar engkau selamat sampai ke tujuan.
Tidak ada yang memberikan hikmah kecuali Allah. Oleh karena itu, kenalilah Allah, niscaya Allah akan membuka khazanah pengetahuan-Nya yang amat luas. Orang-orang bisa saja tidak mengenal-Nya, tapi ia tidak akan mengetahui pengetahuan sesungguhnya. Ia hanya mengetahui kulit luarnya saja, sedangkan bagian dalamnya nol besar.
Menjaga Wudhu
Wudhu adalah syarat sahnya shalat, dan shalat adalah saat dimana kita berkomunikasi dengan Allah. Tanpa adanya wudhu, maka komunikasi itu tidak akan ada. Ini menandakan bahwa wudhu ditempatkan pada posisi yang tinggi.
Menjaga wudhu akan menyegarkan fisik, perasaan, dan pikiran kita. Wudhu adalah peredam emosi dikala marah, pengusir syetan, penyembuh bagi orang-orang yang sakit jiwanya, dan memberikan kesehatan pada tubuh kita. Kulit yang terkena air wudhu terasa menyejukkan. Setelah itu ia jatuh ke bumi beriringan dengan jatuhnya dosa-dosa kita.
Memperbanyak Membaca Doa Ini
Perbanyaklah membaca al-Fatihah karena di dalamnya terdapat doa yang maha penting, “Ihdinash shiraathal mustaqiim – tunjukilah kami jalan yang lurus.” Dan perbanyaklah membaca doa, “Rabbana la tuziq qulubana ba’da idz hadaytana wahablana milladunka rahmatan innaka antal wahhab - Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi Engkau; karena sesungguhnya Engkau-lah Maha Pemberi (karunia).”
Hidayah Allah itu sangat mahal harganya, lebih mahal dari dunia dan seisinya. Karena dengan hidayah-Nya kita akan diselamatkan dari marabahaya dan diberikan kebahagiaan hingga di akhirat nanti. Hidayah Allah hanya diberikan kepada hamba-hamba yang dikehendaki-Nya. Oleh karena itu, pertahankanlah ia agar tetap berada pada dirimu!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar