كُنتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ
“Kalian adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia.” (QS. Ali Imran: 110)
Kejahatan Amerika Serikat terhadap dunia Islam, seperti yang terlihat saat ini, adalah berkat gencarnya lobi Zionis. Kaum Zionis akan menggunakan segala cara untuk mengelabui banyak orang dan memenangkan ideologi mereka. Mereka menguasai banyak media untuk menyebarkan informasi yang tidak benar tentang Islam. Tidak sedikit dari kaum muslimin yang terpengaruh oleh pemberitaan itu. Dan kemudian terseret terbawa arus pemikiran Zionisme.
Sudah menjadi rahasia umum, media-media pornografi di Amerika di kuasai oleh orang-orang Zionis. Karena tujuan mereka adalah – sebagaimana disebutkan dalam Protokol Zionis – merusak akhlak manusia. Mereka ibarat setan-setan yang berwujud manusia. Dalam Protokolat Zionisme, mereka mengatakan: “Kita ingin merusakan moral di setiap tempat untuk memudahkan hegemoni kita. Freud termasuk dari kelompok kita, dan ia akan tetap memajang hubungan seksual di tempat-tempat terbuka, sehingga para pemuda dapat menikmati pemandangan yang sakral, dan menjadikan hasrat terbesarnya adalah memuaskan hawa nafsu seksualnya. Jika hal itu terjadi, akan runtuhlah moralitas masyarakat.”
Henry Ford, seorang pengusaha dan pendiri perusahaan mobil Ford, dalam bukunya, Yahudi Internasional, mengindikasikan bahwa untuk mencapai tujuan mereka, orang-orang Yahudi harus menguasai tiga sektor; sektor perbankan untuk meraup riba; sinema untuk mensosialisasikan paham-paham mereka yang beracun, dan perusahaan pakaian, modeling, bedak, parfum, dan peralatan-peralatan kecantikan yang diperlukan dalam dunia model. Setiap kali mereka mengubah tren model, para perempuan semakin menghambur-hamburkan uang untuk membelinya, sehingga sirkulasi uang mengalir ke kocek Yahudi. Melalui model, orang-orang Yahudi juga menghancurkan moral, menyebarkan dekadensi, dan mengobral syahwat. Pakaian-pakaian mini merupakan inovasi Yahudi. Mereka menciptakan pakaian-pakaian mini yang memamerkan aurat perempan sehingga hilanglah rasa malu dan semakin maraklah pelecehan seksual. Mereka juga menggalakkan percampuran tidak sah antara pemuda dan pemudi sehingga rusaklah kesucian para gadis, runtuhlah sendi-sendi keluarga, dan tersebarlah penyakit-penyakit kelamin. Anak-anak menjadi korban, sehingga tumbuh dan berkembanglah generasi yang hilang, terkontaminasi, dan penyakitan.
Orang-orang Zionis di Amerika, menurut data yang penulis peroleh, hanya berkisar 5 % dari total penduduk Amerika. Tetapi pengaruh mereka sangat besar sehingga dapat menguasai isanya. Mereka terdiri dari pengusaha, politisi, ilmuwan, artis, hingga orang-orang professional lainnya. Dari 5 % itu, mereka aktif bekerja dengan gigih untuk membantu dan mempertahankan berdirinya negara Israel.
Apakah yang dimaksud dengan Zionisme? Istilah Zionisme dinisbahkan kepada bukit bernama Zion di Jerusalem. Istilah itu kemudian identik dengan Jerusalem itu sendiri. Mazmur 9: 12, menyebutkan: “Bermazmurlah bagi Tuhan yang bersemayam di Sion (Zion).”
Bagi Yahudi, istilah Zion memang mengandung makna religius, dan memiliki akar sejarah yang panjang. Di sinilah nanti akan terlihat, bagaimana lihainya kaum Zionis yang sebenarnya sekuler, menggunakan istilah “Zionisme” untuk menamai gerakan mereka, sehingga mampu menarik banyak dukungan orang Yahudi. Mazmur 137: 1 menyebutkan, “Di tepi sungai-sungai Babel, di sanalah kita duduk sambil menangis, apabila kita meningat Sion.” Ayat Mazmur ini menggambarkan kerinduan Yahudi yang berada dalam pembuangan di Babylon untuk kembali ke Zion, ke Jerusalem.
Zionisme didirikan oleh Theodore Herzl. Pada tahun 1896, dia menulis gagasan tentang perlunya mendirikan sebuah negara Yahudi dalam bentuk panflet yang berjudul “Der Judenstaat” (A Jewish State). Herzl tampaknya sangat agresif. Setahun kemudian, 1987, meskipun menghadapi banyak tantangan, dia sudah menyelenggarakan Kongres Zionis Pertama. Orang ini dikenal sangat aktif. Selain membentuk organisasi dan menulis, ia juga aktif melobi pemimpin-pemimpin dan tokoh-tokoh politik ketika itu, seperti Kaisar Jerman Wilhelm II, Menteri-menteri Rusia seperti Count Sergei Yulievich dan Vyacheslave Pleve, Paus Pius X, Menteri-menteri Inggris seperti Neville Chamberlain, David Lyord George, Arthur Balfour, Sultan Abdul Hamid II, dan Raja Italia Victor Emanuel III.
Catatan harian Herzl yang terkenal setelah Kongres Zionis I, adalah: “…Saya telah mendirikan negara Yahudi. Jika saya mengatakannya hari ini, saya akan ditertawakan oleh seluruh alam semesta. Dalam waktu lima tahun, mungkin, dan dalam waktu lima puluh tahun pasti, setiap orang akan menyaksikannya.” Kemudian, negara Israel didirikan 14 Mei 1948, 50 tahun 3 bulan, setelah catatan harian Herzl tersebut. Tahun 1902, ia sempat menulis novel berjudul Altneuland (Old-new Land), yang membawa pesan, “If you will it, it is no dream (Jika kau menginginkannya, itu bukan mimpi).”
Apa yang kita baca dari sejarah berdirinya Israel ini adalah, mereka berjuang dengan ideologi yang mereka yakini, dan terwujudlah cita-cita dan keinginan mereka. Jika kita mewujudkan impian kita dengan penuh keyakinan, yang sulit akan menjadi mudah. Seharusnya rumus ini menjadi bagian dari pemikiran dan pendorong semangat kita. Kita berjuang dengan ideologi (Islam) yang kita yakini, dan kita pasti akan menang!
Hanya saja yang membedakan kita dari mereka adalah, kita memiliki tujuan yang suci dan menggunakan sarana yang baik untuk mewujudkan cita-cita kita. Kita tidak menghalalkan segala cara sebagaimana mereka menggunakannya. Kita melakukannya dengan apa yang diridhai Allah. Kita belajar dari sejarah agama kita sendiri. Dimana kita saksikan dengan jumlah tentara yang sangat sedikit dan persenjataan yang tidak memadai, ternyata tentara Islam dapat menang. Karena mereka bergerak dengan penuh keyakinan dan akhirnya mereka memperoleh kemenangan itu. Mereka yakin Allah akan menolong mereka. Mereka yakin dengan janji yang telah Allah berikan; jika mereka mati, akan masuk surga, dan jika mereka hidup, akan hidup mulia.
Jika orang-orang kafir itu bebas menyuarakan kebatilan yang mereka yakini, sesungguhnya kita juga bebas menyuarakan kebenaran yang kita yakini. Alhamdulillah, pada saat ini kita diberikan kebebasan untuk menyuarakan kebenaran itu, tanpa tekanan dan intimidasi seperti yang terjadi pada masa orde baru lalu. Kita juga tidak merasakan penderitaan seperti yang dirasakan aktivis Islam lain, seperti yang terjadi di Mesir, Pakistan, Palestina, dan Malaysia. Sekali lagi alhamdulillah. Mari kita syiarkan Islam di antara kita. Mari kita tegakkan Islam dalam diri, keluarga, masyarakat, dan negara kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar