Imam Al-Qurthubi berkata dalam Tafsir-nya, Orang yang mengetahui Kitabullah (Al-Qur’an) harus dapat lebih menjauhi larangan-larangan-Nya, mengingat apa yang telah dijelaskan kepadanya, takut dan bertakwa kepada Allah, terus mendekatkan diri, dan bersikap malu kepada-Nya. Sesungguhnya orang yang membaca Kitabullah adalah orang yang membawa tugas-tugas para rasul. Dirinya akan menjadi seorang saksi pada hari kiamat terhadap orang yang menyelisihi pribadi-pribadi yang beragama. Allah Swt. berfirman, “Dan demikian (pula) Kami telah menjadikan kamu (umat Islam), umat yang adil dan pilihan agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan manusia).” (QS. Al-Baqarah: 143)
Ingatlah, bahwasanya hukuman bagi orang yang mengetahui ajaran Al-Qur’an namun dia melalaikannya lebih berat daripada orang yang tidak mengetahui ajaran Al-Qur’an kemudian dia mengabaikannya. Juga, lebih berat hukumannya bagi orang yang telah dianugerahkan ilmu Al-Qur’an namun dia tidak mengambil manfaat darinya, melanggar larangan-larangannya namun tidak merasa takut karenanya, dan gemar melakukan perbuatan-perbuatan dosa dan perbuatan criminal secara terang-terangan. Al-Qur’an akan menjadi laknat atas perbuatannya itu dan musuh baginya kelak. Rasulullah Saw. bersabda, “Al-Qur’an itu akan menjadi penolong bagimu atau laknat atasmu.” (HR. Muslim dan Ahmad)
Abu Bakar Al-Anbari mengatakan bahwasanya Abu Abdurrahman As-Sulami jika ada seseorang yang telah mengkhatamkan Al-Qur’an maka dia akan mendudukkan orang itu dihadapannya, dan meletakkan tangannya di atas kepala orang itu. Lalu, dia berkata kepada orang itu, “Wahai Fulan, bertakwalah kepada Allah. Tidak ada seorang pun yang lebih baik dari dirimu jika kamu mengamalkan apa yang telah kamu ketahui.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar