Minggu, 11 Maret 2012

Fokus pada Akhirat

Syaikh Abdul Qadir al-Jailani berkata, “Sesungguhnya yang akan sampai ke tempat tujuan hanyalah orang yang berilmu serta zuhud terhadap dunia dan meninggalkannya, baik secara lahir maupun batin. Ada pun orang yang berpura-pura zuhud, ia mengeluarkan dunia hanya dari tangannya saja, bukan dari hatinya. Tetapi sebaliknya, orang yang bersungguh-sungguh dan benar-benar zuhud, ia akan sanggup mengeluarkan dunia dari hatinya. Mereka zuhud terhadap dunia dengan hati mereka, sehingga kezuhudan itu menjadi watak mereka, baik secara lahir maupun batin. Api watak itu telah memecahkan keinginan mereka sehingga nafsunya menjadi jinak dan jauh dari kejahatannya.”

Sahabatku, sungguh berat rasanya mengendalikan nafsu ini, karena hati kita masih mencintai dunia. Sangat sedikit bagian dari hati kita untuk Allah dan akhirat. Akibatnya, perilaku kita menjadi menyimpang dari jalan keselamatan. Kita lebih senang memperturutkan hawa nafsu ketimbang harus menundukkannya. Kalaupun kita ingin hidup taat, terasa berat dan susah payah. Badan kita mengatakan “iya”, tapi hati kita “tidak”. Keduanya bertolak belakang. Sebab kita mengeluarkan dunia hanya dari tangan saja, bukan dari hati kita.

Saat orang yang menyakiti kita datang meminta maaf, rasanya berat sekali memaafkannya. Begitupun ketika kita membantu orang, tetapi orang yang kita bantu malah menghina dan menyakiti kita, kemarahan di dada kita bergolak bagai gunung yang siap meletus. Ingin rasanya, pada saat itu, kita mengatakan pada orang itu, “Kamu sudah dibantu bukannya malah berterima kasih, eh malah menyakiti saya!” Jika kita tidak ingat dengan kenikmatan surga, semua akan berlalu dengan rasa sakit yang masih tersimpan di dalam hati. Ya, semua yang kita lakukan di dunia ini, pasti akan dibalas-Nya. Dan balasan yang terbaik bagi amal terbaik adalah surga.

Tapi kita belum ke surga. Kita menginginkan balasan yang cepat di dunia ini. Terlalu lama kita menunggu datangnya hari akhir! Tidak! Akhirat akan datang kepada kita sesaat lagi! Dunia ini hanya persinggahan yang sangat pendek umurnya. Pernahkah kita bayangkan bahwa hari-hari berlalu dengan sangat cepat, tanpa terasa usia kita sudah dua puluh, tiga puluh, empat puluh atau lebih dari itu? Hampir-hampir kita tidak merasakan jarak yang begitu lama antara usia satu tahun dengan usia tujuh puluh tahun. Kita sering berkata pada anak-anak kita, “Tidak terasa ya kamu sudah tumbuh dewasa.” Ya, memang begitu kenyataannya, segalanya begitu cepat berlalu.

Apabila fokus kita pada balasan yang akan kita terima di akhirat, maka akhlak kita akan menyesuaikan dengan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Namun apabila fokus kita pada dunia, maka akhlak kita tidak akan jauh berbeda dengan para pecinta dunia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar