Sahabatku, aku temukan mutiara hikmah dari buku yang baru saja kubaca. Di dalamnya aku temukan Imam Harits al-Muhasibi berkata, “Akar dari kesesatan adalah memperturutkan hawa nafsu.”
Nasihat yang singkat, padat, namun sangat bermakna. Aku sering mencatat nasihat-nasihat para ulama atau tokoh-tokoh besar dunia. Lalu aku jadikan nasihat-nasihat itu sebagai motivator bagiku. Tidak perlu terlalu banyak untuk mengingat semua nasihat itu. Cukup ambil satu atau dua nasihat itu dalam satu hari, lalu renungkanlah secara mendalam. Nasihat itu ibarat obor dikegelapan malam. Atau ibarat matahari yang menyinari bumi. Atau ibarat makan dan minum bagi orang yang kelaparan dan kehausan. Nasihat itu adalah energi yang melimpah. Mengambilnya, akan menambah energi batin kita.
Sahabatku, pada hari ini aku merenungkan kata-kata Imam Harits di atas. Cukuplah satu nasihat itu saja yang selalu terngiang-ngiang di benak dan pikiranku, sehingga aku tidak menjadi orang yang lalai dan patah semangat. Aku kemudian berkata kepada diriku sendiri, apakah selama ini kamu hanya memperturutkan hawa nafsu? Apakah engkau menulis hanya karena ingin disebut sebagai penulis? Apakah engkau berceramah hanya karena ingin disebut seorang mubaligh? Apakah engkau melangkah ke suatu tempat hanya karena ingin melampiaskan syahwatmu? Apakah diammu, biacaramu, gerak-gerikmu hanya ingin memperturutkan hawa nafsu? Atau karena benar-benar ingin meraih ridho Allah Swt.?
Sahabatku, ketika kita fokus dalam meraih ridho Allah, maka kita akan mendapatkan hikmah yang sangat melimpah. Hati kita telah siap menerima banyak sekali nasihat. Karena pekanya mata hati, kita pun menangis ketika mendengarkan nasihat. Hati kita sebening embun, sejernih air yang terus mengalir. Kita menjadi lebih mudah melihat apa yang ada di dalamnya. Ada kotoran sedikit saja, kita pun segera membuangnya.
Mari kita menekan syahwat kita dengan cara tidak memperturutkan hawa nafsu kita, agar ia tidak bergerak liar. Kita hanya menjadi orang yang bingung dan tersesat jika kita memperturutkan hawa nafsu kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar