Rabu, 21 Maret 2012

Ketika Iman Terasa Begitu Manis

Jika Anda ingin merasakan manisnya iman, berusahalah untuk tidak melakukan kemaksiatan. Alihkan perhatian Anda kepada Allah, beristighfar dan memohon perlindungan-Nya. Setelah hati Anda bertaut dengan-Nya; sibuk dengan-Nya, hati Anda akan tenang, pikiran Anda terang, dan segala kesulitan hidup akan ditunjukkan jalan keluarnya. Anda dapat memohon kepada-Nya dengan berbagai permohonan yang Anda inginkan – selama permohonan Anda baik dan tidak tergesa-gesa – insya Allah, Dia pasti mengabulkannya.

Pernahkah Anda mendengar kisah tiga orang yang terperangkap dalam goa dan bagaimana akhirnya mereka dapat keluar dengan selamat dari goa itu? Mereka menceritakan pengalaman mereka masing-masing. Dan disetiap akhir cerita, mereka berdoa. Mereka mengisahkan tentang amal saleh yang mereka kerjakan dan kemaksiatan yang mereka jauhi. Dengan kedua hal itulah, Allah mengabulkan doa-doa mereka dan mereka dapat keluar dengan selamat dari dalam goa itu.

Ada kisah lain yang menakjubkan. Seorang pemuda bernama Abu Bakar. Pada suatu ketika dia dijebak oleh seorang wanita cantik yang mengajaknya bercumbu rayu. Seluruh pintu rumah telah dikunci rapat oleh wanita itu, dan jika pemuda itu memaksa keluar, ia akan berteriak minta tolong kepada orang-orang bahwa pemuda itu akan memperkosanya. Pemuda itu hampir kehilangan akal untuk bisa keluar dari jebakan itu. Mungkin dia punya satu cara, yang mungkin agak "mengerikan" jika dilakukan. Dia meminta izin untuk ke kamar mandi. Di sana dia buang air besar dan ia lumuri seluruh tubuhnya dengan kotorannya itu. Ketika keluar dari kamar mandi, bau busuk begitu menyengat. Wanita itu marah besar dan mengusir pemuda itu dari rumahnya. Selamatlah pemuda itu dari perbuatan maksiat yang dapat membuatnya terhina. Sebagai balasan Allah kepadanya, tubuhnya mengeluarkan bau harum kesturi hingga wafatnya. Sehingga kemudian pemuda itu dijuluki Abu Bakar si Kesturi.

Inilah – kata Imam Ibnul Qayyim – jenis kesabaran tertinggi. Seorang pemuda biasanya panjang angan-angan. Dia bisa saja menganggap bahwa masa mudanya dapat dihabiskan dengan maksiat, karena urusan tobat bisa dilakukan dimasa tua. Tidak aneh jika kita melihat banyak orang yang sudah tua akrab dengan masjid, banyak beribadah, dan menjauhi segala perbuatan maksiat. Tetapi menjadi suatu hal yang luar biasa jika ada pemuda yang senang beribadah di masjid, membaca al-Quran, berdoa, berdzikir, dan menjaga dirinya dari perbuatan hina. Gejolak nafsu mudanya yang "membakar" tubuhnya untuk berbuat maksiat berhasil ia kendalikan dan jadilah ia seorang pemenang.

Kisah-kisah seperti ini akan sangat banyak jika kita kumpulkan dalam satu buku. Dan, ini menunjukkan betapa dekatnya pertolongan Allah kepada hamba-hamba-Nya yang berusaha menjaga kemuliaan diri dengan menjauhi segala perbuatan maksiat dan mengerjakan perintah-perintah-Nya. Allah Maha Melihat, Maha Mendengar, dan Maha Mengetahui apa yang kita kerjakan. Ketika kita mengerjakan suatu hal yang positif, kita akan mendapat balasan yang positif pula. Tetapi jika kita melakukan hal yang negatif, balasannya negatif pula.

Orang-orang sukses bukanlah orang-orang yang malas. Orang-orang pandai tidaklah memperoleh kepandaiannya kecuali dengan tekun belajar. Pezina laki-laki akan menikah dengan pezina perempuan. Lelaki yang saleh menikah dengan wanita yang saleh. Tidak mungkin sama kehidupan orang yang bertakwa dengan orang yang fasiq, seperti halnya tidak mungkin sama antara terang dengan gelap. Kesemuanya itu dapat terlihat dari kehidupan sehari-hari kita. Allah Maha Pengasih dan Maha Penyayang kepada hamba-hamba-Nya dan Dia tidak pernah menzalimi siapapun kecuali hamba tersebut yang menzalimi dirinya sendiri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar