Suatu ketika Amirul Mukminin Umar bin Khaththab Ra. berkeliling kampung guna melihat keadaan rakyatnya lebih dekat. Umar berhenti sejenak di sebuah rumah di mana dia mendengar perdebatan kecil antara seorang ibu dan anaknya.
Ibu itu berkata kepada anaknya, ''Anakku, tambahkanlah air pada susu yang akan kita jual ini.'' Sang anak menjawab, ''Wahai ibu, saya tidak mungkin melakukannya karena hal itu dilarang Khalifah Umar.'' Ibunya kembali berkata, ''Anakku, Umar tidak melihat apa yang kita kerjakan ini.'' Sang anak menjawab, ''Wahai ibu, biar pun Umar tidak melihat kita, tapi Tuhannya Umar (Allah) sedang melihat kita.'' Sang ibu tertegun mendengar kata-kata yang diucapkan anaknya itu, dan akhirnya tidak jadi melakukan perbuatan buruk itu.
Khalifah Umar yang ikut mendengarkan tak kalah tertegunnya. Beliau merasa kagum dengan akhlak dan kepribadian gadis itu. Beliau pulang ke rumahnya dan menceritakan kejadian itu kepada istri dan anak-anaknya. Kemudian beliau menawarkan gadis itu kepada seorang putranya untuk dinikahi. Dari hasil pernikahan itu, kelak terlahirlah anak keturunan yang cerdas lagi shalih, pemimpin umat dan pembaru yang tiada tandingannya, Umar bin Abdul Aziz Rahimahullah.
Orang lain mungkin tidak melihat keburukan yang kita lakukan, tetapi Allah Penguasa langit dan bumi melihatnya. Allah telah menyimpan file film kehidupan kita yang kelak akan diperlihatkan kepada kita di yaumil akhir, tanpa sensor sedikit pun! Tidakkah kita merasa malu, jika keburukan-keburukan kita mulai dari yang kecil hingga yang besar dipertontonkan kepada seluruh makhluk-Nya?
Ternyata orang yang selama ini kita kenal baik sebagai pejabat, tokoh masyarakat, telah melakukan perbuatan buruk dan tercela. Namun, mereka sengaja menyembunyikannya. Padahal, tidak ada sesuatu pun yang luput dari Allah atas apa yang telah mereka kerjakan. Allah Swt. berfirman:
''Mereka bersembunyi dari manusia, tetapi mereka tidak bersembunyi dari Allah. Padahal, Allah beserta mereka, ketika suatu malam mereka menetapkan keputusan rahasia yang Allah tidak ridhai. Dan adalah Allah Maha Meliputi (ilmu-Nya) terhadap apa yang mereka kerjakan.'' (QS. an-Nisa: 108).
Dalam ayat-Nya yang lain Allah Swt. berfirman:
وَمَاتَكُونُ فِي شَأْنٍ وَمَاتَتْلُوا مِنْهُ مِنْ قُرْءَانٍ وَلاَتَعْمَلُونَ مِنْ عَمَلٍ إِلاَّ كُنَّا عَلَيْكُمْ شُهُودًا إِذْ تُفِيضُونَ فِيهِ وَمَايَعْزُبُ عَن رَّبِّكَ مِن مِّثْقَالِ ذَرَّةٍ فِي اْلأَرْضِ وَلاَفِي السَّمَآءِ وَلآَأَصْغَرَ مِن ذَلِكَ وَلآأَكْبَرَ إِلاَّ فِي كِتَابٍ مُّبِينٍ
''Kamu tidak berada dalam suatu keadaan dan tidak membaca suatu ayat dari Alquran dan kamu tidak mengerjakan suatu pekerjaan, melainkan Kami menjadi saksi atasmu di waktu kamu melakukannya. Tidak luput dari pengetahuan Tuhanmu biarpun sebesar zarrah di bumi ataupun di langit. Tidak ada yang lebih kecil dan tidak (pula) yang lebih besar dari itu, melainkan (semua tercatat) dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh).'' (QS. Yunus: 61).
Karena itu, berhati-hatilah dalam meniti kehidupan ini. Setiap kali kita bertutur kata, berusahalah untuk jujur. Setiap kali kita berjalan, berusahalah untuk selalu melangkah dalam kebaikan. Setiap kali tangan kita digerakkan, berusahalah agar tangan ini kelak tidak menjadi saksi atas keburukan yang pernah kita lakukan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar