Senin, 19 Maret 2012

Ketika Kejenuhan Melanda

Sahabatku, ada tiga hal yang perlu kita ketahui ketika kita sedang mengalami kejenuhan. Tulisan ini adalah sebuah renungan bagi orang-orang yang ingin segera keluar dari kejenuhan. Karena, kita tidak boleh berhenti dari melakukan kebaikan. Imam Ibnu al-Jauzy pernah berkata, dalam hidup ini, jika tidak melakukan ketaatan, kita akan melakukan kemaksiatan. Hidup kita tidak lepas dari dua poros pemikiran itu. Bahkan menghibur diri juga bisa dikategorikan sebagai ibadah jika hiburan itu mubah atau diperbolehkan.

Pertama, lemahnya tekad dan kemauan. Kejenuhan akan mengakibatkan kemalasan, dan kemalasan akan mengakibatkan keinginan berbuat maksiat. Kejenuhan tidak akan terjadi jika tekad dan kemauan kita kuat. Batu penghalang setinggi apapun akan dapat dilewati dan ujian dan cobaan seliat apapun akan dilalui juga. Tokoh-tokoh besar dalam sejarah adalah orang-orang yang tekad dan kemauannya kuat. Mereka melakukan pekerjaan mereka dengan istiqomah. Mereka memiliki visi dan misi hidup yang jelas. Mereka selalu mencium aroma penghargaan dari Tuhan dan umat manusia.

Jika saja Thomas Alva Edison berhenti pada kegagalannya yang ke seribu dalam menciptakan bola lampu, niscaya ia tidak akan mendapatkan penghargaan yang luar biasa dari umat manusia. Bagi mereka yang lemah tekad dan kemauannya, pandanglah ke depan, lihatlah di ujung jalan yang sedang kita tempuh, orang-orang menanti kita dengan wajah tersenyum puas dan bahagia. Mereka sedang menanti kita untuk memberikan penghargaan. Mereka akan mengucapkan terima kasih, pelukan hangat, doa, dan dukungan kepada kita.

Dengan tekad dan kemauan yang kuat itulah mengapa orang-orang seperti Ibnu Sina diangkat menjadi bapak kedokteran, Ibnu Khaldun diangkat menjadi bapak ilmu sosiologi, Thomas Alva Edison dikenal sebagai seorang pencipta paling terkemuka di abad ke-20, dan Einstein dikenal sebagai ilmuwan terhebat di abad ke-20. Dengan tekad dan kemauan yang kuat itulah Barack Obama diangkat menjadi Presiden Amerika, Stephen Hawking yang walaupun cacat adalah ilmuwan terhebat di abad ke-21.

Kedua, sering menunda-nunda pekerjaan. Jika kita menunda-nunda pekerjaan, berarti kita sedang menumpuk-numpuk pekerjaan. Biasanya ketika melihat pekerjaan yang begitu banyak, kita menjadi susah berkonsentrasi. Karena merasa berat, kita meninggalkannya. Terus saja pekerjaan itu semakin banyak bertumpuk. Tidak ada habis-habisnya.

Jika kita merasa jenuh, ada baiknya kita memeriksa apakah ada pekerjaan yang belum terselesaikan. Dengan menyelesaikan pekerjaan yang sudah seharusnya kita selesaikan, berarti kita mengurangi beban kita. Jika kita sudah masuk di dalamnya, kita akan merasakan kenikmatan yang luar biasa. Tinggal kita istiqomah dalam menjalankannya hingga tugas itu satu demi satu dapat terselesaikan dengan baik.

Tentang larangan menunda-nunda pekerjaan, Allah Swt. telah memberikan isyaratnya kepada kita. Allah Swt. berfirman dalam surat Alam Nasyrah ayat 7, “Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain.”

Dalam ayat ini, Allah Swt. seolah tidak memberikan jeda kepada kita untuk bermalas-malasan. Kita harus menyelesaikan pekerjaan kita dengan sungguh-sungguh dan setelah itu mengerjakan pekerjaan yang lain dengan sungguh-sungguh pula. Hidup ini terus saja berputar sampai kita menemui ajal.

Ketiga, kemaksiatan membuat kita lemah. Kemaksiatan adalah nama lain dari kehinaan, kemunduran, kehancuran, ketakutan, dan kebinasaan. Ketika kemaksiatan sudah menggerogoti diri kita, maka semangat dalam beramal akan memudar bahkan tidak ada sama sekali. Mungkin pada awalnya kita bersemangat dalam beramal, namun kemudian berhenti di tengah jalan sebelum mencapai tujuan. Jika semangat kita sudah mulai lemah, introspeksilah diri kita apakah ada kemaksiatan yang telah kita lakukan sebelumnya.

Obat bagi orang-orang yang telah berbuat maksiat adalah bertaubat dan taqarub kepada Allah Swt.. Dengan taubat, Allah akan membersihkan hati kita dari noda-noda maksiat, dan dengan taqarub, Allah akan memberikan kita kekuatan. Karena, tiada daya dan kekuatan kecuali berasal dari Allah. Jika Allah memberikan kekuatan kepada kita, tidak ada yang sanggup melemahkan kita. Jika Allah memberi petunjuk kepada kita, tidak ada yang sanggup menyesatkan kita meskipun seluruh setan dan manusia bersatu untuk menyesatkan kita. Ketaatan kepada Allah adalah nama lain dari kemuliaan, kebahagiaan, kesuksesan, kejayaan, dan keberanian.

Sahabatku, semoga Allah selalu menaungi kita dengan petunjuk agar kita tidak tersesat jalan. Kita akan terus melangkah meskipun kita menemui banyak hambatan. Mungkin kita perlu berhenti sejenak, tapi itu untuk mengisi perbekalan yang mungkin sudah hampir habis dan kemudian melanjutkan perjalanan lagi. Sampai ajal datang menjemput. Kalau kita berhenti pada saat ini juga, berarti kita kalah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar