Selasa, 06 Maret 2012

Abu Lahab Zaman Modern

تَبَّتْ يَدَآ أَبِي لَهَبٍ وَتَبَّ {1} مَآأَغْنَى عَنْهُ مَالُهُ وَمَاكَسَبَ {2} سَيَصْلَى نَارًا ذَاتَ لَهَبٍ {3} وَامْرَأَتُهُ حَمَّالَةَ الْحَطَبِ {4} فيِ جِيدِهَا حَبْلُُ مِّن مَّسَدٍ

“Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan sesungguhnya dia akan binasa. Tidaklah berfaedah kepadanya harta bendanya dan apa yang ia usahakan. Kelak dia akan masuk ke dalam api yang bergejolak. Dan (begitu pula) istrinya, pembawa kayu bakar. Yang di lehernya ada tali dari sabut.” (QS. al-Lahab: 1-5).

Mereka yang menghalangi, menghina, dan menindas dakwah Islam dan penyerunya, akibatnya akan sama seperti yang terjadi pada Abu Lahab dan istrinya, Ummu Jamil. Diriwayatkan Imam Bukhari dari Ibnu Abbas Ra. bahwa Nabi Saw. keluar lembah lalu naik ke bukit kemudian berseru, “Bergegaslah di pagi hari ini,” hingga orang-orang Quraisy berkumpul mendatanginya. Kemudian Nabi Saw. bersabda, “Bagaimana pendapat kalian jika aku sampaikan bahwa musuh menyerang kalian di pagi hari atau sore hari ini? Apakah kalian membenarkanku?” Mereka menjawab, “Ya.” Nabi Saw. bersabda, “Sesungguhnya aku adalah pemberi peringatan kepada kalian dari siksaan yang pedih.” Abu Lahab berkata, “Apakah untuk hal ini kamu mengumpulkan kami? Binasalah kamu!” Kemudian Allah menurunkan surat al-Lahab.

Abu Lahab tidak hanya menghalangi dan menghina dakwah Islam dan Nabi dengan perkataan saja. Tapi yang paling keji adalah melalui perbuatan. Abu Lahab adalah salah satu penyokong utama atas pemboikotan kaum Quraisy terhadap Bani Hasyim dan Bani Muththalib, yang merupakan keluarga Nabi Muhammad Saw.. Padahal dia termasuk dari kalangan Bani Muththalib. Dia juga memerintahkan anak-anaknya yang menikahi putri-putri Nabi sebelum masa kenabian, yaitu Ruqaiyyah dan Ummu Kaltsum, untuk segera menceraikan keduanya demi menyusahkan Nabi Saw.

Istri Abu Lahab, Ummu Jamil, juga melancarkan banyak tindak kekejian lainnya. Diriwayatkan bahwa Ummu Jamil memasang duri di jalan yang dilewati Nabi Saw.. Dikatakan bahwa ungkapan ‘pembawa kayu bakar’ (hamma latalhathab) adalah kiasan tentang upayanya dalam menyakiti, memfitnah dan mencelakakan Nabi Saw.. Diriwayatkan oleh Said bin Musayyab bahwa Ummu Jamil adalah seorang wanita yang mempunyai kalung yang sangat mahal di lehernya. Kemudian dia berkata, “Aku akan mendermakan kalung ini untuk melancarkan permusuhan kepada Muhammad!”

Surat ini turun untuk menolak setiap serangan yang diarahkan Abu Lahab dan istrinya terhadap dakwah dan Nabi Saw.. Arti kata tabbat – pada ayat pertama – adalah binasa, hancur dan putus. Kata “tabbat” yang pertama adalah doa. Sedangkan kata “tabba” yang kedua adalah penetapan terjadinya doa tersebut. Di dalam satu ayat yang pendek di awal surat ini, doa itu muncul dan terwujudkan. Sehingga pertempuran berakhir dan layar pun tertutup. Dengan surat ini, Allah ingin menegaskan bahwa kemenangan ada di pihak Nabi Muhammad dan para sahabatnya dan kekalahan yang telak ada di pihak Abu Lahab dan antek-anteknya.

Sedangkan ayat-ayat berikutnya merupakan ketetapan dan penjelasan mengenai apa yang terjadi.

Surat ini menggambarkan secara singkat, padat, dan bernas, akibat dari perbuatan menghalangi, menghina, dan menindas dakwah Islam dan penyerunya. Sungguh telah begitu banyak terjadi pada saat ini, di mana dakwah dan penyerunya mengalami ujian berupa fitnah, hinaan, dan penindasan yang sangat keji. Di antara mereka ada yang dikucilkan, diusir dari negeri kelahirannya, dibunuh, menjadi buron, dipenjara, dan disiksa!

Orang-orang zalim pada saat itu mungkin merasa bangga dengan kezalimannya. Dia tidak menyadari bahaya yang sedang mengintainya dikemudian hari. Yang mereka rasakan pada saat itu, mereka memperoleh kekayaan dan limpahan kenikmatan. Mereka terus memukul, menikam, dan menggantung satu demi satu para penyeru dakwah!

Keadaan ini terjadi hampir disetiap masa. Pada masa tabi’in, terjadi penangkapan masal oleh al-Hajjaj. Ia menangkapi ulama-ulama saleh yang dikenal vokal menentang kezaliman pemerintah saat itu. Salah satu ulama yang ditangkap adalah Sa’id bin Jabir. Beliau kemudian dieksekusi dengan cara dipenggal kepalanya! Sebelum dieksekusi, Imam Sa’id bin Jabir berkata kepada al-Hajjaj, bahwa kezaliman ini adalah kezaliman yang terakhir yang dilakukan al-Hajjaj. Memang benar kenyataannya. Al-Hajjaj menderita penyakit yang sangat mengerikan, tubuhnya dipenuhi bisul yang apabila muncul rasa sakit darinya, terdengar suara yang keras dari mulutnya seperti banteng yang meregang nyawa. Penyakitnya itu seperti menyiksanya setiap hari, lebih mengerikan daripada siksaan yang dilakukannya terhadap para ulama itu. Dan akhirnya kemudian al-Hajjaj mati dalam keadaan menyedihkan.

Kejadian yang sama juga terulang di abad 20 lalu, di mana para dai dan ulama di Mesir ditangkap dan dibunuh oleh pemerintah yang dipimpin Gamal Abdun Naser. Mereka yang menangkapnya mati dalam keadaan menyedihkan, termasuk Gamal Abdun Naser sendiri, sang tokoh sosialisme Arab itu! Di antara mereka ada yang mati dipenjara, mati tertabrak truk penuh besi sehingga tubuhnya tercabik-cabik tak karuan, ada yang mati pesakitan, dan ada yang mati karena stres.

Sementara para penyeru-Nya mati syahid atau hidup mendapat kemuliaan, para penentangnya mati menggenaskan dan mendapat kehinaan sama seperti halnya yang terjadi pada Abu Lahab, Ummu Jamil, dan kawan-kawannya. Memilih jalan yang manakah kita?

أَمْ حَسِبَ الَّذِينَ اجْتَرَحُوا السَّيِّئَاتِ أَن نَّجْعَلَهُمْ كَالَّذِينَ ءَامَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ سَوَآءً مَّحْيَاهُمْ وَمَمَاتُهُمْ سَآءَ مَايَحْكُمُونَ

“Apakah orang-orang yang membuat kejahatan itu menyangka bahwa Kami akan menjadikan mereka seperti orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh, yaitu sama antara kehidupan dan kematian mereka? Amat buruklah apa yang mereka sangka itu.” (QS. Al-Jatsiyah: 21)

Surat al-Lahab adalah teguran bagi mereka yang ingin menghalangi dakwah Islam, hendaknya mereka bersiap diri menerima azab Allah. Mereka yang menghalangi dakwah di sekolah-sekolah, yang menyuruh para siswinya untuk menanggalkan jilbab-jilbabnya, yang tidak menghendaki anak-anaknya untuk dekat dengan agama-Nya, yang bersekutu dengan para penyeru kebatilan, mereka adalah Abu Lahab-Abu Lahab dan Ummu Jamil-Ummu Jamil baru yang muncul di zaman modern.

Semoga kita tidak menjadi bagian dari mereka untuk selama-lamanya! Dan semoga kita menjadi bagian dari penyeru-penyeru di jalan Allah yang menyeru pada kebajikan dan mencegah kemungkaran, untuk selama-lamanya pula!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar