Senin, 05 Maret 2012

Bagaimana Muslim Memandang Dosa?

Seorang muslim yang bertakwa, yang takut kepada Allah dan senantiasa beribadah tunduk kepada-Nya, akan memandang dosa yang dilakukannya, sekecil apa pun, sebagai perkara yang besar. Selagi dosa dianggap besar oleh seorang hamba, maka dosa itu menjadi kecil di sisi Allah.

Meskipun seorang muslim bertakwa, tekun beribadah, gemar mengeluarkan shadaqah, memohon ampunan kepada Allah. Dirinya tak akan henti memohon ampunan.

Mengenai sikap seorang muslim terhadap perbuatan maksiat, Ibnu Mas’ud Ra. memberikan suatu ilustrasi yang sangat tepat dan mengena. Ia berkata: “Sesungguhnya seorang mukmin itu melihat dosa-dosanya, seakan-akan dia sedang berada di kaki gunung. Ia takut gunung itu akan menimpa dirinya. Sedangkan, orang durhaka (fajir) melihat dosa-dosanya seperti seekor lalat yang terbang di depan hidungnya.’ Lalu, ia berkata, ‘Cukup begini saja.’" Ibnu Syihab berkata sambil menggerakan tangannya di depan hidungnya (maksudnya cukup dengan menepiskan tangannya). (HR. Bukhari)

Dalam kitab Fathul Bari, Imam Ibnu Hajar mengutip Ibnu Abi Jamrah, “Hikmah dari perumpamaan dosa yang diilustrasikan dengan gunung, adalah seseorang terkadang masih bisa menyelamatkan dirinya dari reruntuhan benda-benda lain yang mencelakakan. Namun, jika sebuah gunung jatuh menimpa seseorang, biasanya ia tidak akan bisa selamat darinya.”

Al-Muhib ath-Thabari berkata, “Itulah sifat orang mukmin yang sangat kuat ketakutannya kepada Allah dan siksa-Nya. Ia merasa yakin akan dosanya dan bukannya yakin terhadap kepastian bahwa ia akan mendapatkan ampunan-Nya. Orang durhaka itu minim sekali pengetahuannya terhadap Allah. Karena itulah, ketakutannya kepada-Nya sangatlah rendah dan menganggap remeh setiap perbuatan maksiatnya.”

Jika kita letakkan diri kita pada neraca timbangan yang digunakan Ibnu Mas’ud Ra. tadi, bagaimana kita melihat perbuatan-perbuatan maksiat dan dosa-dosa yang kita kerjakan selama ini? Pada sisi neraca mana kita berada? Apakah kita termasuk kelompok orang-orang yang melihat dosa-dosanya bagaikan gunung? Ataukah, termasuk kelompok orang-orang yang melihat dosa-dosanya hanya seperti lalat?

Sahabat Nabi SAW, Anas ra pernah berkata: “Sesungguhnya kalian melakukan macam perbuatan, yang di mata kalian lebih tipis daripada sehelai rambut. Andaikan kami mempertimbangkannya pada masa Rasulullah, maka perbuatan tersebut merupakan dosa-dosa besar.” (HR. Bukhari)

Sahabat Nabi Saw. yang lain, yakni Hudzaifah Al-Yaman ra, turut pula berkata: “Jika pada masa Rasulullah didapati seseorang yang hanya disebebkan ia mengucapkan satu kalimat saja bisa menjadikannya tergolong orang munafik, maka sekarang saya mendengar salah seorang dari kalian mengucapkan kalimat seperti itu sebanyak empat kali berturut-turut dalam satu majelis.”

Sudah seharusnya kita tertegun mendengar perkataan para sahabat Nabi di atas dan mencanangkan dalam hati kita untuk tidak lagi meremehkan dosa, sekecil apapun ia. Karena menurut Imam Ibnu Qudamah dalam bukunya Mukhtashar Minhajul Qashidin, salah satu dosa besar adalah meremehkan dosa itu sendiri walaupun dosa itu kecil. Sebagaimana juga dikatakan oleh Ibnu Abbas Ra.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar