Minggu, 04 Maret 2012

Berpikir Baik atau Buruk

“Siapa yang melihat akhir suatu perkara di awal langkahnya, dengan mata hatinya, kelak akan beroleh hasil yang sangat baik dari perbuatannya dan akan selamat dari akibat buruknya. Barangsiapa yang tidak waspada dan hanya menuruti perasaanya, ia akan menderita akibat perbuatannya dan tak akan mencapai kebahagiaan. Ia tak akan pernah tentram dalam menjalani hidupnya.” (Imam Ibnu Al-Jauzy)

Seorang mukmin akan bertanya terlebih dahulu tentang apa yang akan ia kerjakan, apakah baik atau buruk, diridhai-Nya atau tidak. Berpikir baik-buruk adalah bagian dari ketaatan, sebagaimana niat yang melandasi setiap amal usaha.

Berpikir baik-buruk adalah berpikir jauh ke depan. Jika engkau marah pada seseorang, sesungguhnya akibat kemarahan itu akan kembali pada dirimu sendiri. Menurut hasil penelitian, kemarahan dapat memberikan efek negatif pada diri seseorang, apalagi jika dilakukan terus-menerus. Padahal jika bersabar, engkau akan merasakan bahwa akibat dari kesabaran jauh lebih nikmat dibanding akibat dari melampiaskan kemarahan.

Janganlah engkau menuruti perasaan, tetapi ikutilah petunjuk akal sehat. Sebelum mengambil keputusan, renungkanlah dulu masak-masak, baik-buruknya. Waspadalah dengan akibat buruk jika engkau berbuat buruk. Jauhilah kemaksiatan karena hanya akan menyengsarakan. Barangsiapa yang selalu mengikuti keinginan hawa nafsunya, ia akan diperalat oleh hawa nafsunya. Ia tak akan mencapai kebahagiaan. Akhir hidupnya hanya kesengsaraan dan kesedihan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar