Minggu, 04 Maret 2012

Jika Dia Batu, Jadilah Engkau Pasirnya

Saudariku, dalam menjalani hidup ini, kadang kita dihadapkan pada dua pilihan. Masing-masing pilihan mempunyai resiko. Sebagai contoh, engkau sedang mencari pendamping hidup. Engkau dihadapkan pada dua orang yang engkau sukai. Pertanyaan, “Manakah yang terbaik untukku?”, sering menggelayut dalam pikiranmu.

Apa yang harus engkau lakukan ketika menghadapi situasi seperti ini? Pertama-tama, mohonlah petunjuk-Nya. Allah tahu mana yang terbaik untuk kita. Oleh karena itu, gunakanlah skenario Allah; perbanyak doa, pakai akal sehatmu, kendalikan hawa nafsumu, berpikirlah cermat, dan jangan tergesa-gesa dalam mengambil keputusan. Salah dalam mengambil keputusan bisa berakibat fatal.

Jika engkau sudah merasa mantap dan yakin, dan kemudian memutuskan bahwa yang layak menjadi pendamping hidupmu adalah si A, bukan si B. Maka laksanakan keputusan itu. Engkau tidak boleh lagi ragu, maju terus!

***

Sekarang engkau sudah menikah. Jangan melihat-lihat kembali keputusan yang telah engkau buat, setelah engkau mendapati pendamping hidupmu tidak sesuai dengan apa yang engkau harapkan. Tataplah ke depan, sungguh hidup ini berjalan ke depan dan bukan ke belakang!

Berpikirlah ke dalam dirimu sendiri. Jangan engkau kambing hitamkan orang lain atas apa yang telah terjadi. Introspeksi diri itu lebih baik. Karena bisa jadi kesalahan itu ada pada dirimu sendiri. Apabila engkau marah, jangan marah pada orang lain, marahlah kepada dirimu sendiri! Jika engkau kecewa, kecewalah pada dirimu sendiri. Tetapi lebih baik engkau memperbanyak istighfar, karena mungkin apa yang telah terjadi disebabkan oleh dosa-dosamu di masa lalu. Sikapilah hidup ini dengan tenang, agar engkau menjadi seorang pemenang.

Orang lain tidak bersalah kepadamu, kesalahan terletak pada dirimu sendiri. Hiduplah dengan cinta, agar engkau dicintai. Itu lebih baik bagimu daripada engkau terus menerus menggerutu yang justru akan melemahkan semangatmu. Kebaikan sekecil apa pun akan dibalas Allah. Dan juga keburukan sekecil apa pun akan dibalas Allah. Allah Mahaadil!

Jika pendamping hidupmu kurang taat dalam menjalankan perintah-perintah Allah, jangan membentaknya atau memarahinya. Ingatlah, jika engkau sudah mengambil keputusan, berarti engkau harus menanggung resikonya. Marah itu dosa, lebih baik engkau membinanya dengan kelembutan. Jika pendamping hidupmu ibarat batu, jadilah engkau pasirnya! Sehingga ketika batu itu berbenturan denganmu, engkau tidak merasa sakit. Bahkan batu itu kemudian melesak ke dalam pasir. Pasir telah menguasai batu itu dengan sempurna dan segalanya akan menjadi mudah dikendalikan.

“Dan bergaullah dengan mereka secara patut. Kemudian bila kamu tidak menyukai mereka, (maka bersabarlah) karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak.” (QS. an-Nisaa: 19).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar