Selasa, 06 Maret 2012

Allah Tempat Bergantung

Apa yang perlu kita sombongkan dalam hidup ini? Tubuh kita yang sehat kah? Wajah tampan atau cantik kita kah? Kekayaan kita kah? Ternyata semua itu menjadi tidak berdaya ketika kita diserang sebuah penyakit! Pada saat itu kita hampir tak berdaya. Kita hanya bisa terbaring lemah di tempat tidur. Penyakit ringan atau berbahaya, pasti mempengaruhi diri kita. Jika sakit gigi, misalnya, hampir dipastikan rasa sakit itu akan menjalar ke seluruh bagian tubuh. Apabila terkena debu, mata menjadi merah dan terasa perih. Pada akhirnya kita merasa sangat terganggu.

Pernahkah kita berpikir, bahwa di bawah bumi ini terdapat magma yang menyala-nyala, yang siap meletus kapan saja? Lihatlah akibat dari hutan yang ditebang secara sembarangan, mengakibatkan banjir dan tanah longsor. Bumi ini juga sangat rentan dengan gempa. Gempa dapat mengakibatkan bangunan yang bagus dan mewah rata dengan tanah. Benda-benda langit pun siap menghantam bumi. Jika peredarannya sudah melenceng sepersekian detik, semuanya akan menjadi kacau balau; planet-planet akan saling berbenturan satu dengan yang lain. Meteor, asteroid, komet dan benda-benda angkasa lainnya akan meluncur jatuh ke bumi. Bahkan benda-benda angkasa inilah yang memusnahkan Dinosaurus di muka bumi ini.

Saat kita berada di pesawat terbang, ada ketakutan dalam hati kita jika tiba-tiba pesawat itu tidak dapat dikendalikan dengan baik. Sehingga dapat mengakibatkan pesawat yang kita tumpangi jatuh ke bumi dan kita pun mati. Kita berdoa semoga peristiwa itu tidak terjadi pada diri kita. Hingga akhirnya pesawat dapat mendarat dengan selamat dan kita pun merasa gembira, tak lagi ingat apa yang dipikirkan tadi.

أَلَمْ يَرَوْا إِلَى الطَّيْرِ مُسَخَّرَاتٍ فِي جَوِّ السَّمَآءِ مَايُمْسِكُهُنَّ إِلاَّاللهُ إِنَّ فِي ذَلِكَ لأَيَاتٍ لِّقَوْمٍ يُؤْمِنُونَ

“Tidakkah mereka memperhatikan burung-burung yang dimudahkan terbang diangkasa bebas. Tidak ada yang menahannya selain daripada Allah. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang beriman.” (QS. an-Nahl [16]: 79).

Saat menaiki kendaraan di darat, kita tak merasa sedang berada di gerbang maut, seperti halnya yang kita rasakan saat naik pesawat. Kita meyakini bahwa yang dimaksud gerbang maut adalah saat musibah di hadapan kita menderu dahsyat. Kita tidak merasa bahwa saat rasa aman pun orang bisa mati.

أَيْنَمَا تَكُونُوا يُدْرِككُّمُ الْمَوْتُ وَلَوْ كُنتُمْ فِي بُرُوجٍ مُشَيَّدَةٍ

“Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh.” (QS. an-Nisâ [4]: 78).

Ada orang yang sering sakit-sakitan, namun panjang umurnya. Di sisi lain, orang yang sering menjenguknya, justru lebih dulu berpulang keharibaan-Nya.

وَلَن يُؤَخِّرَ اللهُ نَفْسًا إِذَا جَآءَ أَجَلُهَا

“Dan Allah sekali-kali tidak akan menangguhkan (kematian) seseorang apabila telah datang waktu kematiannya.” (QS. al-Munafiqun [63]: 11).

Memang benar, seringkali kita melihat ada hubungan sebab-akibat dari suatu peristiwa. Misalnya sakit dapat mengakibatkan mati. Atau misalnya masa tua lebih dekat pada kematian. Tapi semua itu atas izin dan kehendak Allah. Hubungan sebab-akibat itu berada di dalam genggaman Allah. Jika Allah menghendaki seorang bayi yang baru lahir mati, maka matilah. Tidak ada yang sulit bagi Allah (Inna dzâlika alallahi yasîr).

Sebuah penyakit tidak mungkin sembuh kecuali dengan izin-Nya. Jika kita berikhtiar mencari obat untuk kesembuhan sakit kita, itu dalam rangka mematuhi perintah Allah. Begitupun ketika kita berdoa untuk kesembuhan diri kita, karena kita meyakini bahwa Dia-lah yang menurunkan penyakit dan Dia pulalah yang menyembuhkannya. Kedua cara yang ditempuh itu adalah dalam rangka beribadah kepada-Nya. Segala sesuatu bergantung kepada-Nya. Ya, hanya kepada Allah kita berserah diri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar