Selasa, 06 Maret 2012

Demi Subuh Apabila Fajarnya Mulai Menyingsing

“dan demi subuh apabila fajarnya mulai menyingsing.” (QS. at-Takwir [81]: 18).

“Bacalah! Bacalah! Bacalah!” Tiba-tiba jiwa saya berkata seperti itu pada diri saya, saat saya akan akan berangkat tidur selepas shalat shubuh. Saya kemudian bangkit dan membaca buku. Allah, jika sudah bersumpah dengan nama sesuatu berarti sesuatu itu harus diperhatikan dengan seksama. Demikian kata para ulama.

Banyak orang yang tidak menyadari sebuah kesalahan dalam hidupnya, yaitu membiarkan begitu saja waktu selepas subuh dengan hal-hal yang tidak berguna. Padahal waktu itu sangat baik untuk membaca, menulis, menghafal, merenung, menyusun rencana harian, atau berolahraga. Banyak prestasi gemilang di mulai dari waktu shubuh. Dan banyak pula azab menimpa orang-orang yang lalai di waktu subuh,“Dan telah Kami wahyukan kepadanya (Luth) perkara itu, yaitu bahwa mereka akan ditumpas habis di waktu subuh.” (QS. al-Hijr [15]: 66).

Saya teringat dengan nasihat orangtua yang mengatakan, “Jangan suka bangun kesiangan, nanti rezekinya di ambil orang!” Selain bertabur pahala, waktu subuh juga sangat baik untuk kesehatan tubuh. Bukannya tidak boleh tidur kalau sudah sangat mengantuk, tapi usahakan tidurnya menjelang siang hari, jangan di pagi hari. Saya menjadi curiga, mengapa orang Barat lebih produktif ketimbang orang Islam. Mungkin saja karena umat Islam berleha-leha atau tidur selepas shalat shubuh. Padahal orang Barat itu tidak shalat subuh. Mungkin saja umat Islam bangun pukul setengah lima pagi kemudian tidur lagi pukul lima, terus bangun lagi pukul sembilan. Sementara orang Barat bangun pukul 7 dan tidak tidur-tidur lagi sampai malam.

Kenyataan ini tentu saja jauh berbeda dari yang terjadi pada kaum muslimin di masa kejayaannya. Mari kita mengambil pelajaran darinya untuk membangkitkan kembali motivasi dan semangat kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar