Selasa, 06 Maret 2012

Tubuhnya Harum Mewangi Kesturi

Allah akan menolong hamba-hamba-Nya yang bertakwa. Kesudahan yang baik adalah pasti milik orang-orang yang bertakwa. Allah tidak akan membiarkan orang-orang yang bertakwa hidup dalam kesedihan, penderitaan, dan penindasan. Dia akan menyusupkan ke dalam hati mereka rasa tenang dan bahagia, meskipun saat itu mereka sedang di penjara atau sedang mendapat ujian dan cobaan.

Ketika mereka wafat, namanya harum semerbak dan kisah hidupnya menjadi teladan, seperti halnya yang terjadi pada diri Abu Bakar si Wangi Kesturi. Apa yang menyebabkan Abu Bakar dijuluki demikian?

Ketika orang-orang bertanya kepada Abu Bakar, “Kami selalu mencium bau harum kesturi dari tubuhmu sedangkan kamu tidak memakai kesturi, apakah yang menyebabkannya?” Dia menjawab, “Demi Allah, sesungguhnya aku sejak bertahun-tahun sudah tidak memakai kesturi lagi, tetapi baunya masih bersamaku. Sebabnya adalah pada suatu ketika ada seorang wanita yang melakukan tipu daya terhadapku sehingga aku masuk ke rumahnya. Ketika aku sudah berada di rumahnya, dia menutup semua pintu dan jendela rumahnya seraya menggodaku untuk melakukan maksiat. Aku kebingungan dan kehilangan akal. Kemudian aku berkata kepadanya, ‘Aku ingin ke kamar kecil’. Perempuan itu memerintahkan pembantunya untuk mengantarkan aku ke kamar kecil. Ketika sudah sampai di kamar kecil, aku pun buang air besar. Kemudian aku melumuri semua badan dengan kotoranku. Kemudian aku kembali kepadanya. Dia terkejut dan memerintah para pembantunya mengusirku. Setelah itu, aku pulang dan mandi. Pada malam harinya aku bermimpi ada suara yang berkata kepadaku, ‘Kamu telah melakukan suatu amalan yang belum pernah dilakukan oleh siapapun. Sungguh, aku akan mewangikan tubuhmu di dunia dan akhirat’. Ketika bangun pagi, aku merasa tubuh ini menyebarkan bau kesturi dan itu berlanjut sampai saat ini.”

“…Dan kesudahan (yang baik) itu adalah bagi orang-orang yang bertakwa. Barangsiapa yang datang dengan (membawa) kebaikan, maka baginya (pahala) yang lebih baik daripada kebaikannya itu; dan barangsiapa yang datang dengan (membawa) kejahatan, maka tidaklah diberi pembalasan kepada orang-orang yang telah mengerjakan kejahatan itu, melainkan (seimbang) dengan apa yang dahulu mereka kerjakan.” (QS. al-Qashash: 83-84).

Inilah keadilan Allah bagi hamba-hamba-Nya. Dia tidak akan menyamakan kehidupan orang yang bertakwa dengan orang yang fasiq. Dia akan memberikan kenikmatan, kebahagiaan, kepekaan ruhani, kecerdasan, jalan keluar, pahala yang berlipat ganda, dan ilmu pengetahuan kepada mereka yang bertakwa.

Allah Maha Adil dan Dia tidak sedikitpun menzalimi hamba-hamba-Nya. Justru hamba-hamba-Nyalah yang menzalimi dirinya sendiri. Jika kita renungkan ayat di atas, niscaya akan terbentang keadilan-Nya Yang Maha Sempurna. Kita dapat bertanya pada diri kita, mengapa kesialan demi kesialan, kesulitan demi kesulitan, kesedihan demi kesedihan menghampiri diri kita. Rasulullah mengajarkan kita agar banyak muhasabah; jika Dia memberi karunia kepada orang-orang yang bertakwa, lalu, mengapa kita tidak mendapatkannya? Apakah karena banyak kemungkaran yang aku lakukan? Apakah karena ibadah yang aku lakukan tidak ikhlas? Apakah aku malas beramal saleh? Apakah ada seseorang yang telah aku zalimi?

Mudah-mudahan Allah mengaruniai kesadaran bagi kita dengan bertanya seperti itu. Karena ketika kita sadar akan kekurangan kita, maka kita akan berusaha memperbaikinya sehingga kita dapat keluar dari belenggu permasalahan yang kita hadapi. Sebagaimana halnya yang didapatkan orang yang bertakwa. “…Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar.” (QS. ath-Thalaq: 2).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar