Pada suatu hari Bandung begitu panas. Saya membeli sebotol minuman dingin di sebuah mini market. Setelah saya minum, jalur pencernaan saya terasa sejuk.
Sahabatku, seringkali kita mengingat-ingat dan selalu memfokuskan perhatian kita pada nikmat yang hilang, tetapi tidak memperhatikan bahwa masih banyak nikmat yang Allah berikan kepada kita. Seperti halnya cuaca yang panas, pada saat yang sama Allah memberikan kita air yang dingin dan sejuk. Karena cuaca panas, Allah masih memberi kita tempat tinggal untuk berteduh. Karena cuaca panas, kita bersyukur hati kita terasa sejuk karena adanya iman yang bersemayam di dalam hati. Karena cuaca panas, Allah memberi kita angin sepoi-sepoi yang dapat membuat kita tidur nyenyak. Demikianlah, hilangnya satu nikmat, kemudian Allah menggantinya dengan nikmat-nikmat yang lain, yang jauh lebih besar daripada nikmat yang hilang itu.
Allah Swt. berfirman, “Inna a’thaina kal kautsar.” Sesungguhnya Allah telah memberimu nikmat yang sangat banyak. Semua nikmat itu semata-mata berasal dari Allah, bukan dari diri kita sendiri; bukan dari hasil kerja keras kita. Jika Allah mencabut nikmat yang ada pada diri kita, tidak ada istilah kita merugi, karena nikmat itu toh bukan milik kita. Ia berasal dari Allah dan akan kembali kepada Allah.
Ketika seseorang kehilangan uang, ia berucap Innalillahi wa inna ilaihi rajiun. Mudah-mudahan Allah menggantinya dengan yang lebih baik. Begitupun ketika seseorang ditimpa musibah, menghadapi perceraian, atau ditinggal mati oleh orang yang dicintainya, ia berucap kalimat yang sama. Jangan pernah ragu dengan nikmat pengganti yang Allah berikan kepada kita, karena bisa jadi Allah telah memberi kita nikmat namun kita tidak menyadarinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar