Minggu, 04 Maret 2012

Obat Penawar Musibah

Saya teringat ketika saya mendapat musibah seorang ustadz menasehati saya dengan berkata, “Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya.” Saya kembali teringat dengan sebuah potongan ayat yang mirip dengan nasehat ustadz saya itu. Yaitu terdapat dalam Al-Qur’an surat al-Baqarah ayat 286. Pada saat itu saya tidak begitu memedulikan nasehat itu. Karena, saya anggap musibah yang menimpa saya terlalu berat. Namun setelah musibah itu berlalu, saya kembali teringat dengan nasehat dan potongan ayat itu.

Saya kemudian merenungi potongan ayat itu, apa maknanya? Ternyata ayat itu ada kelanjutannya, “Dia mendapat (pahala) dari (kebajikan) yang dikerjakannya dan dia mendapat (siksa) dari (kejahatan) yang diperbuatnya.” Sampai di sini saya berkata dalam hati, “Ayat ini berbicara tentang Kemaha-adilan Allah terhadap makhluk-Nya.” Hendaknya manusia sadar akan bahaya dari perbuatan jahatnya, karena Allah akan membalasnya cepat atau lambat, di dunia dan di akhirat. Dan balasan itu tidak mungkin berlebihan dan tidak mungkin pula kurang, sesuai dengan dosa yang bersangkutan.

Saya kemudian berpikir, musibah yang telah menimpa saya tidak lain disebabkan oleh kejahatan yang telah saya lakukan. Dan pada saat itu, Allah menegur saya untuk kembali kepada-Nya. Tidak mungkin bagi Allah untuk menyiksa hamba-Nya yang taat karena di dalam Al-Quran sendiri dinyatakan, Allah akan memberi rezeki yang melimpah, berkah, kesejahteraan, rahmat dan keselamatan pada orang-orang bertakwa. Jadi jika direnungkan kembali potongan ayat yang berbunyi, “Dia mendapat (pahala) dari (kebajikan) yang dikerjakannya,” artinya “Dia mendapat banyak nikmat dari kebajikan yang dikerjakannya.” Sebaliknya, “Dia mendapat (siksa) dari (kejahatan) yang diperbuatnya”, artinya “Dia mendapat bencana dari kejahatan yang diperbuatnya.”

Bagaimana jadinya jika bencana itu sudah menimpa kita? Apa yang mesti kita lakukan? Apakah hanya diam, menangis, dan berpangku tangan? Ternyata Allah memberikan jawabannya pada potongan ayat selanjutnya. Allah Swt. berfirman,“(Mereka berdoa), “Ya Tuhan kami, jangan Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami melakukan kesalahan. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebani kami dengan beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tidak sanggup kami memikulnya. Maafkanlah kami, ampunilah kami, dan rahmatilah kami. Engkaulah pelindung kami, maka tolonglah kami menghadapi orang-orang kafir.”

Doa itu dimaksudkan, agar setiap dosa yang telah kita lakukan mendapat ampunan-Nya; agar musibah yang menimpa kita tidak melebihi kesanggupan kita. Dengan cara itulah akibat siksa dari dosa itu menipis, bahkan hilang. Betapa Allah telah menunjukkan keagungan dan kemahakuasaan-Nya dari ayat ini. Betapa sangat besar makna ayat Allah ini. Maha Benar Allah dengan segala firman-Nya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar