Rabu, 07 Maret 2012

Sunnatullah Kehancuran bagi Orang-Orang Zalim

Sejarah telah mencatat momen-momen penting tumbangnya kezaliman dan kemenangan bagi pendukung kebenaran. Inilah pembuktian firman Allah Swt.,

إِنَّا لَنَنصُرُ رُسُلَنَا وَالَّذِينَ ءَامَنُوا فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَيَوْمَ يَقُومُ اْلأَشْهَادُ
Sesungguhnya Kami menolong rasul-rasul Kami dan orang-orang yang beriman dalam kehidupan dunia dan pada hari berdirinya saksi-saksi (hari kiamat)” (QS. Ghafir: 51)

Menurut Imam Ath-Thabari ayat ini mengandung dua makna ketika membahas pertolongan Allah di dunia: Pertama, yang dimaksud adalah SEBAGIAN bukan seluruhnya yang ditolong. Dan kedua, Allah mengirimkan hamba-Nya untuk mengalahkan dan menghinakan para pembunuh orang-orang mulia itu.

Jika kemenangan dan pertolongan itu tidak datang pada hari ini, maka ia akan datang di saat-saat kemudian. Yang bisa saja orang tidak menyangka hal itu akan terjadi.

Said bin Jubair Rahimahullah walaupun bertahun-tahun dipenjara dan akhirnya dihukum mati, lehernya dipenggal oleh seorang algojo, namun ulama dan kaum muslimin mencintainya dan mendoakannya karena sebagai syuhada, pembela yang haq, dan penegak keadilan yang tak takut mati. Sementara Al-Hajjaj yang membunuhnya, di kemudian hari mati dalam keadaan mengenaskan, tubuhnya dipenuhi bisul yang apabila muncul rasa sakit darinya, terdengar suara yang keras dari mulutnya seperti banteng yang meregang nyawa.

Ahmad bin Du’ad, seorang tokoh Mu’tazilah, ikut andil menyiksa Imam Ahmad bin Hanbal hingga kepalanya diinjak-injak sewaktu bersujud. Imam Ahmad pun mendoakan kebinasaannya, maka Allah menimpakan padanya suatu penyakit yang membuatnya sering mengatakan, “Adapun separoh tubuhku ini apabila dihinggapi oleh seekor lalat, kurasakan sakit yang bukan kepalang hingga seakan-akan dunia ini kiamat. Sedang separoh tubuhku yang lain andaikata digerogoti dengan catut sekalipun, niscaya aku tidak merasakannya.”

Ibnu Taimiyah wafat di dalam penjara, namun kebaikan-kebaikannya terasa hingga kini. Dia dikenal sebagai ulama pembela as-Sunnah, panglima perang di medan jihad, dan seorang penulis yang tiada duanya. Kitabnya berjilid-jilid tebalnya, kandungannya sangatlah berharga, dan menjadi rujukan banyak ulama. Sultan yang memenjarakan Ibnu Taimiyah akhirnya turun tahta, ulama-ulama yang menghendaki Ibnu Taimiyah tidak dihormati masyarakat. Ulama-ulama su’ (buruk) itu tidak dikenal kecuali hanya namanya, dan itupun hanya orang-orang tertentu saja. Tapi Ibnu Taimiyah dikenal sepanjang masa. Ulama-ulama serta kaum muslimin mengagumi dan meneladani sikapnya.

Hasan al-Banna mati ditembak, yang mengubur jenazahnya hanya empat orang; ayahnya, istrinya, anaknya, dan seorang nasrani yang bersimpati pada gerakan ikhwan. Hal itu terjadi karena seluruh pengikutnya dijebloskan ke dalam penjara dan para ulama tidak ada yang diberitahu tentang kewafatannya. Beliau adalah salah satu muslim terkemuka di abad kontemporer, mujahid, ulama saleh, da’i, murabi, dan pendiri jamaah Islam terbesar di dunia. Raja Faruq yang menghendaki terbunuhnya Hasan al-Banna, akhirnya turun tahta beberapa tahun setelah kematian Hasan al-Banna. Dulunya dihormati, kini dicaci maki dan hanya bagian dari sampah sejarah mesir yang tak berguna. Pejabat-pejabat Mesir yang banyak menyiksa dan memasukkan aktivis ikhwanul muslimin ke penjara, seperti Gamal Abdul Naser dan Hamzah Basyuni mati secara mengenaskan. Yang pertama selalu dihantui ketakutan sebelum matinya, sedangkan yang kedua mati ditabrak truk penuh dengan besi sehingga tubuhnya tercabik-cabik tak karuan.

Syaikh Muhammad Badi hafidzahullah, Mursyid Am Ikhwanul Muslimin, mengatakan: "Butuh 60 tahun untuk kami bisa memiliki markas pusat secara legal." Syaikh Yusuf al-Qaradhawi hafidhzahullah dapat kembali berkhutbah di Mesir setelah puluhan tahun lamanya tidak diperbolehkan berkhutbah di sana. Dan beliau berfirasat dapat berkhutbah di Masjidil Aqsha. Allahu Akbar! Begitupun dengan juru bicara Ikhwanul Muslimin di Eropa, Dr. Kamal Al-Halbawy dapat pulang dari Inggris ke Mesir setelah tergulingnya Husni Mubarak, dan Syaikh An-Nahdhah Rashid al-Ghanushi pulang dari Perancis ke Tunisia setelah tergulingnya Ben Ali.

Sementara para diktator kini terusir dari negerinya atau menjadi pesakitan yang memohon ampun akan kezalimannya. Kisah ini seperti Nabi Yusuf dengan saudara-saudaranya yang telah menzaliminya. Nabi Yusuf akhirnya menjadi Raja Mesir, sedangkan saudara-saudaranya menjadi pengemis. Nabi Yusuf berkata,

إِنَّهُ مَن يَتَّقِ وَيَصْبِرْ فَإِنَّ اللهَ لاَيُضِيعُ أَجْرَ الْمُحْسِنِينَ

"Sesungguhnya barangsiapa yang bertakwa dan bersabar, maka sesungguhnya Allah tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang berbuat baik." (QS. Yusuf: 90)

أَلَمْ تَرَ كَيْفَ ضَرَبَ اللهُ مَثَلاً كَلِمَةً طَيِّبَةً كَشَجَرَةٍ طَيِّبَةٍ أَصْلُهَا ثَابِتٌ وَفَرْعُهَا فِي السَّمَآءِ {24} تُؤْتِي أُكُلَهَا كُلَّ حِينٍ بِإِذْنِ رَبِّهَا وَيَضْرِبُ اللهُ اْلأَمْثَالَ لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمْ يَتَذَكَّرُونَ

“Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke langit. Pohon itu memberikan buahnya pada setiap musim dengan seizin Tuhannya. Allah membuat perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka selalu ingat.” (QS. Ibrahim [14]: 24-25).

وَمَثَلُ كَلِمَةٍ خَبِيثَةٍ كَشَجَرَةٍ خَبِيثَةٍ اجْتُثَّتْ مِن فَوْقِ اْلأَرْضِ مَالَهَا مِن قَرَارٍ {26} يُثَبِّتُ اللهُ الَّذِينَ ءَامَنُوا بِالْقَوْلِ الثَّابِتِ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَفِي اْلأَخِرَةِ وَيُضِلُّ اللهُ الظَّالِمِينَ وَيَفْعَلُ اللهُ مَايَشَآءُ

“Dan perumpamaan kalimat yang buruk seperti pohon yang buruk, yang telah dicabut dengan akar-akarnya dari permukaan bumi; tidak dapat tetap (tegak) sedikit pun. Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu dalam kehidupan di dunia dan di akhirat; dan Allah menyesatkan orang-orang yang zalim dan memperbuat apa yang Dia kehendaki.” (QS. Ibrahim [14]: 26-27).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar