Minggu, 04 Maret 2012

Jangan Takut Miskin!

Anakku, ayah teringat dengan cerita yang disampaikan kakak ipar ayah. Dia menceritakan bahwa ada salah seorang saudaranya yang hamil. Namun karena tidak mampu, ia berusaha membunuh anak yang ada dalam kandungannya dengan meminum obat tertentu. Memang benar anaknya mati, tapi tidak bagi yang lain. Maksudnya? Ya, ternyata dia mengandung anak kembar! Orangtuanya berhasil membunuh anaknya yang satu, tetapi gagal membunuh anak yang satunya lagi.

Ah, sungguh tega orangtua itu membunuh anaknya sendiri. Banyak perempuan yang sulit hamil sangat mendambakan kehadiran seorang anak, tapi dia malah membunuhnya. Ayah berkata dalam hati, “Mengapa anak itu mesti dibunuh? Bukankah dia tidak bersalah? Kalau memang tidak menginginkan anak itu, lalu mengapa mesti membunuhnya? Tidak adakah jalan yang lain, seperti memberikan kepada orang lain agar bisa diadopsi?”

Allah sangat tegas menegur orangtua yang tega membunuh anaknya karena takut miskin. Allah berfirman, “…janganlah kamu membunuh anak-anak kamu karena takut kemiskinan, Kami akan memberi rezeki kepadamu dan kepada mereka, dan janganlah kamu mendekati perbuatan-perbuatan yang keji, baik yang nampak di antaranya maupun yang tersembunyi…” (QS. al-An’am: 151).

Ayah teringat dengan perkataan paman ayah bahwa setiap anak pasti membawa rezekinya masing-masing. Jadi, ngga perlu takut miskin.

Memang, kita tetap harus merencanakan kapan memiliki anak dan kapan menundanya. Tapi, kalaupun ternyata rencana kita meleset, mau dikata apa? Apakah kita akan membunuh anak kita sendiri? Ayat di atas merupakan jaminan Allah bagi kita. Kalau yang menjaminnya adalah Allah, untuk apa takut? Yang penting bagi kita adalah bertakwa; menjalankan perintah-Nya dan menjauhi semua larangan-Nya. Insya Allah kita akan diberikan jalan keluar atas setiap kesulitan.

“…barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar…Dan barang siapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Allah menjadikan baginya kemudahan dalam urusannya. ….” (QS. ath-Thalaq: 2 & 4).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar